Fitria Rahmadianti - detikFood
google_ad_client = 'ca-pub-6880533263535234'; google_ad_channel = '4958278774'; google_ad_width = 200; google_ad_height = 400; google_ui_version = 1; google_ad_slot = '3695403116'; google_override_format = 'true'; google_ad_type = 'text_html'; google_tl = 3; google_font_face = 'arial'; google_font_size = 'small'; google_tfs = 12; google_color_link = '#11593C'; google_color_text = 'E1771E'; google_color_bg = '#FFFFFF'; google_color_border = '#FFFFFF'; google_color_url = '#CCCCCC';Foto: publicdomainpictures.net Jakarta - Hmm.. aroma wangi kopi yang panas mengepul sungguh sedap. Kopi memang nikmat dihirup selagi panas. Es kopi juga enak diminum dingin. Kalau kopi panas atau dingin jika didiamkan terlalu lama rasanya jadi kurang enak. Mengapa?
Life's Little Mysteries merangkum tiga teori terkait alasan kopi suam-suam kuku terasa kurang enak. Ada yang berpendapat hal ini terkait dengan indera perasa, ada yang menitikberatkan pada aroma, namun ada pula yang merujuk suhu kopi sebagai penyebabnya.
Peneliti dari Laboratory of Ion Channel Research di Kuba menemukan bahwa reseptor dalam lidah kita lebih sensitif terhadap molekul makanan yang sesuai dengan suhu ruangan (20-35 C). Artinya, makanan yang lebih panas atau lebih dingin dari suhu tersebut tidak terdeteksi oleh indera pengecap. Karenanya, kopi panas terasa tidak begitu pahit dan menjadi lebih nikmat.
Karel Talavera, salah satu anggota tim peneliti, menganggap bahwa kepekaan lidah kita berasal dari kebiasaan nenek moyang. Dulu, mereka tidak mengonsumsi makanan yang bersuhu ekstrem. “Makanya lidah kita lebih sensitif pada makanan yang hangat-hangat kuku. Persepsi terhadap rasa berkurang pada temperatur tertentu,” jelas Karel.
Periset lain menganggap bahwa aroma adalah hal yang paling memengaruhi rasa kopi. Menurut Paul Breslin, psikolog Rutgers University yang memelajari persepsi rasa, kopi yang pahit sekalipun akan terasa mantap ketika suhunya sangat panas. Hal ini disebabkan oleh aromanya yang menyenangkan.
Mengapa kopi panas lebih harum? “Kopi panas mengeluarkan zat aromatik lebih banyak dibanding kopi suam-suam kuku, sehingga lebih berpotensi memengaruhi rasa,” ujar Barry Green, ilmuwan dari Yale University yang juga mengkaji tentang persepsi rasa.
Paul juga memiliki pendapat lain mengenai penyebab berkurangnya citarasa kopi yang tidak panas dan tidak dingin. “Panasnya suhu kopi akan mengalihkan perhatian kita dari kuatnya rasa minuman tersebut,” ucap Paul. Ketika kopi panas atau dingin, kita tidak akan memikirkan pahit atau manisnya karena terdistraksi oleh temperatur kopi.
Berdasarkan survei yang diselenggarakan Life's Little Mysteries, sebagian besar responden (79%) menyukai kopi panas. Dari 42 partisipan, 19% memilih es kopi. Hanya satu orang yang senang meminum kopi hangat-hangat kuku. Bagaimanapun juga, berbagai teori sebelumnya nampaknya masih berupa opini yang belum terbukti kesahihannya.
(Odi/Odi)
Install Aplikasi "Makan di Mana" GRATIS untuk smartphone Anda, di sini.Tutup
You are redirected to Facebook
You are redirected to Facebook
Sending your message
You are redirected to Lintas Berita
Sending your message
Post this to your WordPress blog:
Sending your message
Post this to your Blogger blog:
Sending your message
Sending your message
Share to your Yahoo Mail contacts
Sending your message
Sending your message
Import Your Yahoo Messenger contacts
Share to your Yahoo Messenger contacts
Sending your message
Import Your Google Talk contacts
Share to your Google Talk contacts
Sending your message
Import Your Live Messenger contacts
Share to your Live Messenger contacts
Sending your message
Hubungi kami:
Redaksi: redaksi[at]detikfood.com
Media partner: promosi[at]detik.com
Pemasangan iklan: sales[at]detik.com
No comments:
Post a Comment