Odi - detikFood
Foto: stochasticscientist.blogspot.com Jakarta - Tidak semua makanan yang dibawa ke luar angkasa terasa enak seperti di bumi. Perlu makanan khusus agar tetap awet selama perjalanan dan mudah dikonsumsi. Karena rasanya sering hambar. Para astronot pun meminta rasa makanan lebih pedas.
Makanan yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan para astronot dikeringkan sebagian atau seluruhnya untuk mencegah pembusukan. Daging pun diberi sinar radiasi agar lebih tahan lama. Maklum, perjalanan luar angkasa membutuhkan waktu yang lama.
Cara makannya pun berbeda dengan di bumi. Daging disimpan sesuai urutan di dalam lemari besi. Ketika dikeluarkan, daging harus dipasang kuat-kuat di atas meja atau pangkuan astronot dengan kain khusus agar tidak mengapung.
Tanpa gravitasi, aroma makanan menghilang sebelum sampai ke indera penciuman. Makanya, makan terasa kurang nikmat. Apalagi, cairan yang ditelan naik ke bagian atas tubuh astronot karena tekanan udara, sehingga kepala mereka terasa berat. Karena inilah para astronot sering mengalami hidung tersumbat. Mereka membutuhkan makanan yang memiliki rasa kuat untuk mengatasinya.
Pada tahun 2006, astronot bernama Mark Polansky memesan cocktail udang setiap hari, untuk 3 kali makan, selama 2 minggu perjalanannya ke antariksa. Namun, bukan karena udangnya terasa sangat lezat, melainkan karena sausnya.
“Udang yang dikeringkan dan dibekukan terasa mirip kardus. Saus berbahan horseradish (lobak pedas) lah rahasianya. Horseradish adalah bahan ajaib yang bisa melegakan hidung,” ujar astronot John Grunsfeld kepada ABC News.
Agar makanan luar angkasa lebih bervariasi, NASA telah merekrut celebrity chef Rachael Ray dan Emeril Lagasse. Rachael membuat spicy Thai chicken dan kari sayuran, sementara Emeril menyarankan buncis dengan saus pedas.
Untuk memenuhi kebutuhan akan makanan spicy, bahan-bahan penting seperti garam, merica, saus tomat, mustard, dan mayones perlu digunakan. Namun, tentu saja garam dan merica harus dimasukkan ke dalam adonan, bukan ditambahkan saat akan makan. Pasalnya, butiran halusnya dapat melayang ke mana-mana.
Berdasarkan berita yang dilansir Daily Mail, menu lain yang diinginkan para astronot adalah tart lemonade, makanan berbahan mustard, atau pizza.
Jean Hunter, insinyur dari Cornell University, mengatakan astronot yang sedang menjalankan misi untuk waktu lama umumnya kurang makan.
“Di bumi, mungkin pola makan ini baik. Namun, di ruang angkasa, masalah seperti kehilangan massa otot dan tulang akibat mikrogravitasi bisa diperparah jika kurang asupan kalori,” ujar wanita yang sedang melakukan riset untuk penerbangan dalam durasi panjang.
Saat ini, ia sedang merekrut sukarelawan untuk simulasi misi antariksa selama 4 bulan. Tujuannya adalah untuk menguji coba menu apa yang cocok dibawa ke angkasa luar.
(Odi/Odi)
Install Aplikasi "Makan di Mana" GRATIS untuk smartphone Anda, di sini.Tutup
You are redirected to Facebook
You are redirected to Facebook
Sending your message
You are redirected to Lintas Berita
Sending your message
Post this to your WordPress blog:
Sending your message
Post this to your Blogger blog:
Sending your message
Sending your message
Share to your Yahoo Mail contacts
Sending your message
Sending your message
Import Your Yahoo Messenger contacts
Share to your Yahoo Messenger contacts
Sending your message
Import Your Google Talk contacts
Share to your Google Talk contacts
Sending your message
Import Your Live Messenger contacts
Share to your Live Messenger contacts
Sending your message
Redaksi: detikfood[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi email : sales[at]detik.com
No comments:
Post a Comment