Bondan Winarno - detikFood
Foto: Bondan Winarno Jakarta - Di kawasan Maluku, beras atau nasi bukanlah bahan makanan pokok satu-satunya. Di warung-warung atau rumah-rumah makan, yang paling banyak terhidang justru berbagai jenis karbohidrat lain, yaitu: kasbi (singkong, ubi kayu), ubi jalar, keladi (talas), dan pisang – semuanya direbus. Selain itu, juga populer karbohidrat lain yang disebut papeda (di Maluku Utara disebut pupeda) – yaitu sagu yang dimasak dalam air mendidih.
Bagi yang belum biasa menyantapnya, papeda yang lebih mirip lem itu memang memerlukan pengenalan. You have to acquire the taste. Maklum, rasanya memang tawar seperti lem. Tetapi, setelah papeda ini diguyur dengan ikan kuah asam ... hmm ... lidah Anda akan menari liar.
Begitu juga dengan bahan pangan pokok seperti kasbi tadi. Apa enaknya makan singkong rebus tawar – direbus tanpa gula maupun garam? Wah, Anda rugi besar bila belum mencicipi kasbi komplet a la Maluku ini.
Kasbi komplet biasanya dihidangkan dengan berbagai lauk-pauk yang memang cocok untuk disantap dengan singkong rebus, ubi rebus, keladi rebus, atau bahkan pisang rebus yang punya tone manis. Lauk-pauk yang umum untuk mendampinginya antara lain adalah: kohu-kohu ikan puri, sayur jantung pisang, tumis kangkung bunga pepaya, dan ikan bakar bumbu rica. Bila tidak tersedia colo-colo (sambal khas Maluku), sisa rica ikan bakar juga cocok sebagai sambal.
Di Ambon, rumah-rumah makan biasanya juga menyajikan kelapa sisik (kelapa mentah, diiris tipis memanjang). Pakai kelapa sisik ini sebagai kondimen untuk mengayakan tekstur dan efek kriuk. You got the point, now? Pengalaman makan sajian tradisional Maluku seperti ini dijamin akan membuat kita “tergigit” selamanya. Ini juga cara yang sangat baik untuk menyosialisasikan keanekaregaman pangan. Soalnya, lauk-pauk yang disebut di atas memang lebih cocok dimakan dengan singkong rebus daripada dengan nasi.
Salah satu lauk tradisional adalah yang disebut Kohu-kohu Ikan Puri. Hidangan ini sudah semakin langka di Maluku. Selain di rumah orang-orang tua, atau di beberapa rumah makan khusus, masakan ini sudah semakin jarang disajikan. Sajian ini sangat mirip dengan lawa dari Palopo atau Luwu. Kalau di Palopo ikan teri basah (mentah) disebut mairo, di Maluku disebut puri.
Di Timor pun ada hidangan seperti yang disebut lawar ikan. Artinya, kohu-kohu – atau lawa maupun lawar – merupakan hidangan khas Indonesia Timur. Secara penamaan dan citarasa pun mirip dengan Gohu Ikan dari Ternate. Tetapi, Gohu Ikan Ternate dibuat dari ikan besar mentah.
Di Maluku, kohu-kohu dibuat dari ikan teri basah, dicampur tauge dan kacang panjang rebus dan parutan kelapa, dibumbui dengan perasan jeruk nipis, cabe, dan bawang merah-putih. Rasanya sangat segar, dengan tekstur yang unik. Disantap dengan singkong rebus ... aaaah, sungguh membuat mata Anda tidak berhenti terkejap-kejap, sementara lidah Anda pun tidak berhenti terkecap-kecap.
Tana Ambon manise. Kohu-kohu ikan puri enake.
(dev/dev)
Tutup
You are redirected to Facebook
You are redirected to Facebook
Sending your message
You are redirected to Lintas Berita
Sending your message
Post this to your WordPress blog:
Sending your message
Post this to your Blogger blog:
Sending your message
Sending your message
Share to your Yahoo Mail contacts
Sending your message
Sending your message
Import Your Yahoo Messenger contacts
Share to your Yahoo Messenger contacts
Sending your message
Import Your Google Talk contacts
Share to your Google Talk contacts
Sending your message
Import Your Live Messenger contacts
Share to your Live Messenger contacts
Sending your message
Redaksi: detikfood[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi email : sales[at]detik.com
No comments:
Post a Comment