Fitria Rahmadianti - detikFood
Foto: tmdailypost.com Jakarta - Bukan cuma orang dewasa yang mampu melakukan boikot sebagai tanda protes, para remaja juga bisa. Minggu lau puluhan siswa SMP di Texas melakukan aksi penolakan terhadap menu kantin yang menurut mereka tak banyak variasi.
Berdasarkan berita yang dilansir Victoria Advocate, sebanyak 32 siswa kelas 1 SMP Austwell-Tivoli melakukan boikot kantin sekolah. Selama 4 hari, mereka membawa bekal makan siang dari rumah.
“Kami menginginkan lebih banyak pilihan sajian karena seringkali ada pengulangan (menu). Kami mau suara kami didengarkan dan kami menginginkan perubahan,” ujar ketua kelas, Mckenzi Simmons (12) kepada Victoria Advocate.
Mckenzi beserta wakilnya menulis surat kepada kepala sekolah, Stephen Maldonado. Mereka meminta menu yang ada jangan terlalu sering diulang dan memperbanyak pilihan salad. Di hari yang sama, mereka mengirimkan satu surat lagi untuk menegaskan pendirian mereka.
Di salah satu surat tertulis, 'Kami telah mencoba solusi lain sebelumnya. Namun, karena tidak ada perubahan, kami terpaksa melakukan hal ini. Sekali lagi, kami meminta maaf jika kami telah menyakiti perasaan siapapun secara tidak sengaja'.
Pengelola sekolah, Antonio Aguirre, membantah pernyataan para siswa. Menurutnya, makanan yang tersedia telah memenuhi syarat dan bervariasi. Menu utama selalu diganti selama dua minggu, namun siklus ini dapat berulang dengan beberapa tambahan.
Antonio menambahkan, menu makan siang di sekolah harus sesuai dengan pedoman nutrisi yang diatur oleh Department of Agriculture Texas. Di dalamnya terdapat beberapa ketentuan spesifik, di antaranya tentang buah dan sayur, porsi ukuran, dan makanan yang digoreng.
Distrik tempat sekolah ini berada dianggap sebagai salah satu daerah yang berpendapatan rendah. Oleh karena itu, Austwell-Tivoli menyajikan makan siang gratis untuk siswa dan staf sekolah.
Menurut ibu Mckenzi, Leslie Simmons, tidak semua orang tua dapat menanggung biaya makan siang akibat boikot yang terlalu lama. Namun, ia bangga terhadap putrinya dan teman-temannya karena berani bersuara.
Para siswa ini mempelajari boikot dari kelas sejarah. Menurut Mckenzi, aksi yang mereka lakukan adalah pengalaman belajar yang menyenangkan bagi dirinya dan teman-teman sekelasnya. Karena tuntutan mereka sudah didengar, mereka akan menghentikan unjuk rasa tersebut pada Senin (20/2).
“Di hari Jum'at, para staf menanyakan makanan apa yang kami tidak suka dan mana yang kami ingin lebih sering disajikan,” ujar Mckenzi. “Karena sudah terlihat perubahan, kami akan berhenti dan melihat kelanjutannya.”
(Odi/Odi)
Install Aplikasi "Makan di Mana" GRATIS untuk smartphone Anda, di sini.Tutup
You are redirected to Facebook
You are redirected to Facebook
Sending your message
You are redirected to Lintas Berita
Sending your message
Post this to your WordPress blog:
Sending your message
Post this to your Blogger blog:
Sending your message
Sending your message
Share to your Yahoo Mail contacts
Sending your message
Sending your message
Import Your Yahoo Messenger contacts
Share to your Yahoo Messenger contacts
Sending your message
Import Your Google Talk contacts
Share to your Google Talk contacts
Sending your message
Import Your Live Messenger contacts
Share to your Live Messenger contacts
Sending your message
Redaksi: detikfood[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi email : sales[at]detik.com
No comments:
Post a Comment