Devita Sari - detikFood
Foto: www.dinnerinthesky.com Jakarta - Bersantap di restoran ini Anda akan merasakan sensasi terpicunya adrenalin di ketinggian 50 meter tanpa pembatas. Makan sambil memandang Taj Mahal atau Menara Eifel. "Dinner in The Sky" sebuah pengalaman bersantap yang unik.
David Ghysels adalah orang yang punya gagasan untuk bersantap di ketinggian 50 meter di atas permukaan tanah. Berbeda dengan jenis restoran di ketinggian gedung yang sudah banyak. Ghysels menawarkan sensasi bersantap yang lebih memicu adrenalin. Jenis restoran yang satu ini juga memiliki restoran "khusus" yang dapat berpindah-pindah di seluruh penjuru dunia.
Tidak seperti restoran umumnya yang memiliki bangunan tersendiri. "Dinner in The Sky" hanya terdiri dari deretan meja dan kursi-kursi yang dirakit dalam konsep seperti permainan di wahana bermain. Restoran unik tanpa pembatas itu nantinya dikaitkan dengan tali dan diangkat setinggi 50 meter dari permukaan tanah ke atas langit. Hanya kursi-kursinya yang dilengkapi dengan alat pengaman untuk tiap tamu termasuk chef dan pelayan.
Para tamu harus memesan sekaligus 22 kursi yang tersedia. Selain itu, para tamu juga bebas menentukan lokasi tempat bersantap dengan pemandangan yang ingin mereka nikmati saat bersantap. Tak heran jika kini "Dinner in The Sky" sudah menjadi salah satu trend di kalangan para jetset untuk mewujudkan impian mereka.
Beberapa perusahaan besar yang pernah memakai jasa restoran Ghysels dalam menggelar acara makan malam istimewa di atas ketinggian tersebut adalah, BMW, Samsung Galaxy Tab, HSBC, dan Hugo Boss. "Dinner in The Sky" juga pernah digelar di Grand Canyon, Niagara Falls, Taj Mahal di India, konser Shakira, Istanbul, Swedia, dan bahkan di Bali.
Sebenarnya pengusaha asal Belgia ini sudah merintis konsep bersantap unik "Dinner in The Sky" sejak tahun 2006 silam. The Benji-Fun Company,perusahaan pertama yang menyewa restoran ini. Sejak itu "Dinner in The Sky" mulai dikenal dan menjadi populer di Eropa. Di tahun yang sama restoran tersebut bahkan masuk majalah Forbes dengan kategori sebagai restoran unik dan langka.
Setiap kali bersantap ada 22 kursi untuk para tamu, selain meja untuk chef memasak dan seorang pelayan. Dilengkapi juga dengan sebuah area untuk para dancer menari dan menghibur para tamu bersantap.
Bagi sebagian orang "Dinner in The Sky" hanya dianggap menjadi bagian dari sensasi dan terlalu berbahaya. Namun bagi sebagian lainnya justru dianggap sebagai tantangan dan sangat menarik.
Menurut Ghysels, tujuan restoran ini memang bukan menjual hidangan lezat. Namun lebih menjual sensasi dan pengalaman bersantap di ketinggian untuk mewujudkan impian para konsumennya. Tentunya harganya pun tak murah. Untuk sekali reservasi, konsumen harus membayar sebesar $11,400 atau Rp 103.774.200,00 belum termasuk makanan.
Nah, tertarik untuk menikmati hidangan sambil memicu adrenalin lewat "Dinner in The Sky"? Tak perlu jauh-jauh ke luar negeri, karena "Dinner in The Sky" milik Ghysels sudah dapat dinikmati di 30 negara termasuk Bali.
(Odi/Odi)
Install Aplikasi "Makan di Mana" GRATIS untuk smartphone Anda, di sini.Tutup
You are redirected to Facebook
You are redirected to Facebook
Sending your message
You are redirected to Lintas Berita
Sending your message
Post this to your WordPress blog:
Sending your message
Post this to your Blogger blog:
Sending your message
Sending your message
Share to your Yahoo Mail contacts
Sending your message
Sending your message
Import Your Yahoo Messenger contacts
Share to your Yahoo Messenger contacts
Sending your message
Import Your Google Talk contacts
Share to your Google Talk contacts
Sending your message
Import Your Live Messenger contacts
Share to your Live Messenger contacts
Sending your message
Redaksi: detikfood[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi email : sales[at]detik.com
No comments:
Post a Comment