Fitria Rahmadianti - detikFood
Berbagi informasi terkini dari detikcom bersama teman-teman Anda Connect with Facebook google_ad_client = 'ca-pub-6880533263535234'; google_ad_channel = '4958278774'; google_ad_width = 200; google_ad_height = 400; google_ui_version = 1; google_ad_slot = '3695403116'; google_override_format = 'true'; google_ad_type = 'text_html'; google_tl = 3; google_font_face = 'arial'; google_font_size = 'small'; google_tfs = 12; google_color_link = '#11593C'; google_color_text = 'E1771E'; google_color_bg = '#FFFFFF'; google_color_border = '#FFFFFF'; google_color_url = '#CCCCCC';Foto: wagyu.net Jakarta - Kita mengenal wagyu atau kobe beef sebagai daging berkualitas tinggi. Konon, semasa hidupnya, sapi Jepang ini diberi perlakuan khusus sehingga menghasilkan daging yang enak, empuk, juicy, dan lebih bergizi. Kalau sapi Jepang minum sake, sapi Perancis minum wine!
Hal ini berawal dari sebuah eksperimen di Lunel-Viel, Herault, Perancis. Di sana ada tiga ekor sapi (dua sapi Angus dan satu sapi Camargue) yang diberi wine lokal selama empat bulan. Wine tersebut berisi campuran barley, hay, dan anggur.
Ternyata, menurut Jean-Charles Tastavy yang memiliki ide ini, sapi-sapinya terlihat 'bahagia' sehingga dapat menghasilkan daging lezat. "Asupan alkoholnya harus setara dengan jumlah yang direkomendasikan lembaga kesehatan kepada manusia. Jika manusia sebaiknya minum 2-3 gelas wine sehari, maka bagi sapi angka ini dikonversi menjadi 1-1,5 liter wine per hari," jelas Tastavy. Angka tersebut setara dengan dua botol wine.
Sapi di pertanian milik Claude Chaballier lebih dimanjakan karena diberi wine dari Saint-Genies des Mourgues, desa di Perancis yang terkenal akan kebun anggurnya. "Hewan ternak saya meminumnya dengan nikmat," ujar Chaballier yang memulai teknik ini tahun lalu. Lebih lanjut, ia berencana mencoba Muscat wine agar dagingnya terasa lebih musky.
Steak dari sapi yang minum wine menjadi andalan restoran terbaik di Paris, Perancis. Laurent Pourcel adalah salah satu penggemar daging berlabel 'Vinbovin' ini. "Teksturnya sangat istimewa. Cantik, berpola marmer, empuk, serta dapat berkaramelisasi saat dimasak," ujar chef peraih bintang Michelin ini, seperti dikutip dari Today Online.
Di Jepang, sapi Wagyu sebagai asal muasal Kobe beef dipijat dan diberi minum sake. Tak hanya itu, Kobe beef yang asli pun perlu memenuhi serangkaian persyaratan ketat. Orang Inggris dan Amerika pun membuat Kobe beef versinya sendiri. Hasil persilangan sapi Wagyu dan Angus dipijat dan diberi minum bir hingga 20 liter sehari.
Bagaimanapun juga, sapi yang minum bir atau wine tentu membuat ongkos produksi membengkak. Untuk biaya pakannya saja melonjak hingga tiga kali lipat bagi sapi Tastavy. Hasilnya adalah prime beef cut seharga Rp 1.1 juta. Fantastis, bukan?
(dyh/odi)
Install Aplikasi "Makan di Mana" GRATIS untuk smartphone Anda, di sini.
Tutup
You are redirected to Facebook
You are redirected to Facebook
Sending your message
You are redirected to Lintas Berita
Sending your message
Post this to your WordPress blog:
Sending your message
Post this to your Blogger blog:
Sending your message
Sending your message
Share to your Yahoo Mail contacts
Sending your message
Sending your message
Import Your Yahoo Messenger contacts
Share to your Yahoo Messenger contacts
Sending your message
Import Your Google Talk contacts
Share to your Google Talk contacts
Sending your message
Import Your Live Messenger contacts
Share to your Live Messenger contacts
Sending your message
Hubungi kami:
Redaksi: redaksi[at]detikfood.com
Media partner: promosi[at]detik.com
Pemasangan iklan: sales[at]detik.com
No comments:
Post a Comment