Bondan Winarno - detikFood
Foto: Bondan Winarno Jakarta - Ketika baru berdiri di akhir 1990-an, hotel megah di Bukittinggi ini dikenal dengan nama Novotel. Tetapi, sejak 2009, hotel ini telah bersalin nama sebagai The Hills. Kota Bukittinggi sendiri memang lebih sering hanya disebut sebagai Bukik (Bukit oleh orang Minang. The Hills, dengan sendirinya, merupakan istilah Inggris yang paling serasi dengan nama kota ini.
Arsitekturnya pun sangat unik. Dalam garis besarnya, tampak sekali gedung ini dibangun mengikuti gagrak arsitektur Timur Tengah dengan jendela-jendela Moorish-Baroque. (Catatan: semula arsitektur Baroque yang sangat ornamental ini banyak dipakai untuk gereja-gereja di Eropa. Tetapi, sejak gereja-gereja di Turki diubah menjadi masjid, arsitektur masjid pun mulai banyak mengadopsi arsitektur Baroque ini). Dari detil pengerjaan kayu bangunan ini dapat juga “dicurigai” bahwa arsiteknya berasal dari Thailand.
Letak hotel ini pun sangat strategis. Tepat di sisi Jam Gadang yang merupakan "titik nol" dari Bukittinggi yang sekaligus juga merupakan salah satu titik tertinggi di kota ini. Pemandangan spektakuler tersaji dari lengkung-lengkung jendela The Hills. Gunung Singgalang yang menjulang, dan Ngarai Sianok yang merupakan versi mini dari The Grand Canyon, tampak jelas dari The Hills.
Tak pelak lagi, The Hills adalah alamat yang paling tepat untuk menginap di kota yang seringkali saya juluki sebagai "the city for the newly weds and the nearly deads". Hampir semua tempat makan maupun atraksi wisata utama di Bukittinggi dapat dicapai dengan berjalan kaki dari hotel ini. Mau makan nasi kapau atau es tebak dan ampiang dadiah di Pasar Atas, ke kebun binatang dan Fort de Kock, ke Panorama dan gua Jepang, bahkan ke Ngarai Sianok pun masih layak ditempuh dengan jalan kaki dari The Hills.
The Hills bukan saja hotel yang strategis, tetapi juga tempat konvensi dengan Balai Sidang Bung Hatta yang dapat menampung 1000 orang sekaligus. Fasilitas hotelnya pun setara dengan hotel-hotel berbintang empat. Kolam renangnya mungkin terlalu dingin untuk kota yang sejuk ini. Tetapi, setidaknya dapat dinikmati ketika matahari bersinar terang. Bagi pasangan suami istri yang ingin menikmati "bulan madu kedua", hotel ini juga menyediakan Kids Club untuk "menitipkan" anak-anak.
Beberapa sentuhan yang saya sukai di hotel ini antara lain adalah The Sianok Restaurant yang sebagian meja-kursinya diletakkan di bagian tak beratap. Ini merupakan “the best seat on the house” untuk sarapan di pagi yang sejuk dan teduh. Selain itu, The Anai Bar di lantai 2 juga berkonsep terbuka – sekalipun di bawah atap – dengan pemandangan ke arah Gunung Singgalang. Tiap malam ada live band di sini untuk melewatkan malam.
Mungkin tidak berlebihan bila saya katakan bahwa waktu seolah-olah pingsan bila kita bertamasya di Bukittinggi dan menginap di hotel ini. Tidak heran bila saya pun hampir selalu kesiangan bangun bila menginap di The Hills.
The Hills
Hotel & Convention
Jl. Laras Datuk Bandaro
Bukittinggi, Sumatra Barat
0752 35000
www.thehillshotel.com
(dev/Odi)
Tutup
You are redirected to Facebook
You are redirected to Facebook
Sending your message
You are redirected to Lintas Berita
Sending your message
Post this to your WordPress blog:
Sending your message
Post this to your Blogger blog:
Sending your message
Sending your message
Share to your Yahoo Mail contacts
Sending your message
Sending your message
Import Your Yahoo Messenger contacts
Share to your Yahoo Messenger contacts
Sending your message
Import Your Google Talk contacts
Share to your Google Talk contacts
Sending your message
Import Your Live Messenger contacts
Share to your Live Messenger contacts
Sending your message
Redaksi: detikfood[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi email : iklan@detikfood.com ,
telepon 021-7941177 (ext.547 dan 609)
No comments:
Post a Comment