Bondan Winarno - detikFood
Foto: Bondan Winarno Jakarta - Setahun yang lalu, ketika berjalan-jalan di Solo, saya diajak teman berkunjung ke sebuah warung sederhana di kawasan Purwosari. Warung itu sendiri baru buka beberapa minggu sebelumnya, tetapi sudah ramai dikunjungi tamu.
Hidangannya pun sangat sederhana, yaitu gule kepala ikan. Tetapi, bukan hanya kepalanya yang disajikan, melainkan lengkap dengan tulangnya seekor utuh. Sisa-sisa daging masih menempel cukup tebal pada tulang-tulangnya. Bila melihat bentuknya, kita akan segera sadar bahwa ini adalah sisa karkas ikan setelah fillet (daging)nya diambil.
Ternyata, memang demikianlah adanya. Kepala dan tulang ikan nila-kakap ini sebenarnya adalah sisa dari sebuah pabrik pengolah ikan. Fillet-nya diekspor ke Prancis dalam bentuk beku, sedangkan sisanya dibekukan dan kemudian dikirim ke warung-warungnya Mas Agus ini.
Oleh Mas Agus, kepala dan tulang ikan ini kemudian dimasak dengan bumbu gule. Harus diakui, gule Mas Agus ini patut diacungi jempol. Wangi dan sangat gurih. Wanginya dihasilkan oleh daun kemangi yang dimasak bersama kuah gule. Sekalipun daun kari atau salam koja akan menghasilkan aroma yang lebih cantik, tetapi kemangi pun cocok sebagai finishing touch gule gurih ini (Rp 19 ribu).
Selain daging yang masih utuh di bagian kepala ikan, serta sisa-sisa irisan tipis yang masih melekat di sepanjang tulang utamanya, bagian dagu dan perut ikan yang masih tebal juga menjadi bagian berdaging yang disukai orang. Keunggulan hidangan sederhana ini memang terletak pada citarasa gule yang sungguh lezat. Syaratnya sau: tamu harus sabar menyisihkan duri dan tulang dari masakan ini. Selain gule, Mas Agus juga menyajikan karkas ikan ini dengan bumbu tom yam yang asam pedas.
Mas Agus juga menyajikan potongan bagian dagu dan perut ikan menjadi sajian yang disebut Dagu Penyet (Rp 13 ribu). Bagian yang berdaging dan berlemak tebal ini digoreng garing, dan disajikan dengan sambal trasi yang nendang. Sajian ini juga menjadi favorit saya bila berkunjung ke warung sederhana ini.
Hebatnya, dalam waktu setahun, Mas Agus ternyata berhasil mengembangkan waralaba ini ke seluruh Pulau Jawa. Cabang Jakarta yang baru buka beberapa bulan ini adalah cabang ke-22. Kabarnya, sebelum akhir tahun 2011, Warung Mas Agus akan berkembang menjadi 30 gerai di seluruh Jawa. Luar biasa.
Khusus di gerai yang di Jakarta, karena Mas Agus bermitra dengan pemilik rumah makan Tionghoa "Warna Warni" yang sudah lebih dulu eksis di tempat yang sama, maka di rumah makan ini juga tersedia menu masakan Tionghoa, seperti: capcai, udang saus Singapura, kakap tahu tausi, dan lain-lain.
Gule Kepala Ikan Mas Agus
Jl. KH Wahid Hasyim 8B
Menteng, jakarta Pusat
021 3140909
(dev/Odi)
Install Aplikasi "Makan di Mana" GRATIS untuk smartphone Anda, di sini.Tutup
You are redirected to Facebook
You are redirected to Facebook
Sending your message
You are redirected to Lintas Berita
Sending your message
Post this to your WordPress blog:
Sending your message
Post this to your Blogger blog:
Sending your message
Sending your message
Share to your Yahoo Mail contacts
Sending your message
Sending your message
Import Your Yahoo Messenger contacts
Share to your Yahoo Messenger contacts
Sending your message
Import Your Google Talk contacts
Share to your Google Talk contacts
Sending your message
Import Your Live Messenger contacts
Share to your Live Messenger contacts
Sending your message
Redaksi: detikfood[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi email : iklan@detikfood.com ,
telepon 021-7941177 (ext.547 dan 609)
No comments:
Post a Comment