Odilia Winneke - detikFood
Foto:kelompok3komtie.blogspot.com Jakarta - Manisan aneka buah ini warnanya sangat menggoda mata. Terbuat dari berbagai jenis sayuran segar. Rasanya kriuk renyah dan legit. Dirangkai dalam wadah cantik, jadi suguhan di hari lebaran dan hari istimewa lainnya.
Manisan buah ternyata bukan hanya jadi monopoli kabupaten Cianjur. Di daerah Langkat Sumatera Utara juga dikenal aneka manisan buah dan sayur yang disebut 'halua' atau 'halwa'. Manisan ini agak berbeda dengan manisan buah pada umumnya.
Bentuknya beragam dan bisa dirangkai menjadi bunga atau bentuk lain yang indah. Tidak hanya buah-buahan saja tetapi juga sayuran. Yang biasa dibuat halua antara lain pepaya, buah renda, pala atau kolang-kaling. Sayuran seperti pare, cabai, buncis, labu, terung dan asam gelugur juga lazim dibuat sayuran.
Pembuatannya cukup sederhana meskipun tetap diperlukan kesabaran. Yang penting diperhatikan adalah pemilihan buah dan sayur harus yang mengkal atau setengah masak. Agar saat dimasak tetap bagus tampilannya dan renyah rasanya.
Setelah buah dan sayur dicuci atau dibersihkan kemudian direndam dalam air yang diberi air kapur sirih. Beberapa jenis buah bisa direndam dalam air selama berhari-hari. Tujuannya agak teksturnya tetap keras atau renyah. Cabai, pepaya dan labu biasanya dipotong atau diukir lebih dahulu sebelum direbus.
Selanjutnya buah dan sayuran direbus sebentar dalam air mendidih. Cukup asal sayuran dan buah layu. Jika sudah tiris dan dingin, barulah sayuran dan buah ditusuki dengan jarum agar larutan gula mudah masuk ke dalam serat.
Air dan gula kadang ditambah pewarna makanan direbus hingga mendidih. Kemudian buah dan sayur dimasukkan ke dalam larutan gula ini dan direbus beberapa saat hingga meresap. Setelah ini barulah ditiriskan hingga kering. Proses pembuatannya berkisar 5 hari – 9 hari.
Tampilan warna-warna yang mengilap membuat manisan ini sangat menarik. Tentu saja rasa pare dan cabaipun jadi manis. Pepaya, buah renda dan kolang-kaling biasanya dirangkai menjadi kuntum bunga atau bentuk burung dan hiasan lainnya sehingga lebih menarik.
Manisan ini sebelum disajikan ditata cantik dalam bokor atau baki sehingga layak jadi suguhan tamu-tamu di hari istimewa. Halua juga jadi syarat untuk hantaran pengantin dan suguhan yang wajib dicicip saat pesta dan hari raya lebaran.
Halua tidak selalu dibuat sendiri karena di pasar tradisional yang besar juga banyak penjualnya. Atau bisa dipesan melalui toko dan perajin yang banyak di Medan. Harga jualnya juga bervariasi tergantung jenis manisannya. Harga berkisar dari Rp.60.000,00 – Rp. 90.000,00. Untuk manisan berukir atau berhias biasanya lebih mahal karena rumit pembuatannya. Halua bisa tahan disimpan hingga 1 tahun karena lapisan gulanya berfungsi sebagai pengawet.
(Odi/Odi)
Install Aplikasi "Makan di Mana" GRATIS untuk smartphone Anda, di sini.Tutup
You are redirected to Facebook
You are redirected to Facebook
Sending your message
You are redirected to Lintas Berita
Sending your message
Post this to your WordPress blog:
Sending your message
Post this to your Blogger blog:
Sending your message
Sending your message
Share to your Yahoo Mail contacts
Sending your message
Sending your message
Import Your Yahoo Messenger contacts
Share to your Yahoo Messenger contacts
Sending your message
Import Your Google Talk contacts
Share to your Google Talk contacts
Sending your message
Import Your Live Messenger contacts
Share to your Live Messenger contacts
Sending your message
Redaksi: detikfood[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi email : iklan@detikfood.com ,
telepon 021-7941177 (ext.547 dan 609)
No comments:
Post a Comment