Odi - detikFood

Foto: yumyarticle.com Jakarta - Resesi yang terjadi beberapa tahun terakhir di Amerika memberi pukulan keras industri restoran. Telah terjadi penurunan yang cukup drastis terhadap kunjungan konsumen di restoran sepanjang tahun 2008-2011 lalu.
Dampak resesi saat ini memukul keras industri restoran di seluruh Amerika. Menurut laporan dari NPD Group - perusahaan riset dan ritel konsumen - kunjungan konsumen restoran di negeri Paman Sam tersebut mengalami penurunan yang cukup signifikan. Berdasarkan data penelitian mereka, kunjungan konsumen sebesar 62,7 miliar pada tahun 2008 merosot menjadi 60,6 miliar di tahun 2011 silam.
Namun laporan tersebut juga menyebutkan bahwa beberapa jenis restoran mengalami nasib sedikit lebih baik. Mereka adalah jaringan restoran berbasis waralaba, meski keberuntungan mereka diperoleh dengan mengorbankan restoran-restoran yang berbasis independen. Menurut NDP Group restoran independen menyumbang sekitar 87% kerugian akibat rendahnya kunjungan konsumen selama tiga tahun terakhir.
Darren Tristano, selaku eksekutif VP Technomics sebuah perusahaan riset dan konsultan makanan mengatakan banyak perubahan yang terjadi di restoran yang melayani konsumen di wilayah demografi rendah dan menengah. Akibatnya tahun 2009 industri restoran waralaba meningkat dari 60% menjadi 61%. Sementara itu, persentase kunjungan konsumen ke restoran independen malah menyusut dari 28% menjadi 27%.
Menurut data NDP sejak tahun 2009, sekitar 7158 restoran independen telah ditutup. Pada periode yang sama, jaringan restoran waralaba bertumbuh sebesar 4511 unit. Analis NPD mengatakan bahwa, restoran milik independen yang berlokasi di daerah perkotaan besar bernasib relatif baik selama resesi. Sedangkan yang berlokasi di daerah sub urban dengan populasi lebih sedikit mengalami kerugian yang sangat besar.
"Operator restoran independen tidak memiliki uang atau sumber daya sebesar yang dimiliki restoran waralaba," ujar analis industri NPD restoran Bonnie Riggs seperti yang dilansir dari cnbc.com (27/2). "Mereka tidak memiliki kekuatan pemasaran untuk mengarahkan lalu lintas dan buffer moneter dalam melewati masa-masa sulit selama beberapa tahun terakhir ini."
Tristano menambahkan, salah satu alasan restoran waralaba tumbuh karena banyak pula pemilik restoran independen yang menutup restoran mereka. Kemudian mereka beralih membuka restoran dengan konsep waralaba.
"Para pemilik restoran banyak yang keluar dari bisnis, namun jika mereka tetap ingin memilih ingin berperan sebagai pemilik, mereka akan mengubah strategi dan bermain dalam bisnis restoran waralaba," jelasnya. "Bisnis ini adalah ruang yang nyaman bagi mereka, dan mereka tahu apa yang mereka hadapi."
(dev/Odi)
Install Aplikasi "Makan di Mana" GRATIS untuk smartphone Anda, di sini.Tutup
You are redirected to Facebook
You are redirected to Facebook
Sending your message
You are redirected to Lintas Berita
Sending your message
Post this to your WordPress blog:
Sending your message
Post this to your Blogger blog:
Sending your message
Sending your message
Share to your Yahoo Mail contacts
Sending your message
Sending your message
Import Your Yahoo Messenger contacts
Share to your Yahoo Messenger contacts
Sending your message
Import Your Google Talk contacts
Share to your Google Talk contacts
Sending your message
Import Your Live Messenger contacts
Share to your Live Messenger contacts
Sending your message
Redaksi: detikfood[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi email : sales[at]detik.com
No comments:
Post a Comment