Bondan Winarno - detikFood
Foto: Bondan Winarno Surabaya - Popularitas kuliner tradisional telah ikut berjasa melambungkan pecel madiun. Di mana-mana - bahkan hingga di luar Jawa pun - kita sekarang dapat menemukan sajian ini dengan cukup mudah.
Sekalipun beti - alias beda-beda tipis - tetapi memang ada perbedaan antara pecel dari Madiun, Kediri, Malang, maupun Solo. Semuanya punya penggemar masing-masing, dan punya ciri-ciri local genius sendiri.
Ciri utama pecel madiun adalah petai cina (kemlandingan) dan srundeng, serta sambal kacangnya yang ditumbuk agak kasar dengan cuatan tone asam jawa dan kencur. Sayur-mayurnya mirip dengan pecel lainnya. Bila almarhum Ibu yang asal Madiun membuat pecel, sayur-mayurnya serba lengkap, seperti: kangkung, kenikir, bayam, tauge, kacang panjang, kol, kecipir, jantung pisang, bunga turi.
Di Surabaya, salah satu rumah makan populer yang menyajikan pecel madiun adalah Warung Pecel Bu Kus. Tetapi, demi menjaga konsistensi - mengingat berbagai jenis sayur hanya tersedia musiman, a.l. bunga turi - maka Bu Kus justru menyajikan pecel dengan jenis sayur-mayur terbatas.
Namanya juga nasi pecel, tentulah disajikan dengan seporsi nasi yang dionggokkan di bagian dasar pincuk daun pisangnya. Nasi itu kemudian tertutup sayur-mayur yang diguyur sambal kacang. Nasi pecel ini disajikan dengan rempeyek - teri atau kacang tanah - berukuran superbesar.
Tetapi, lho lho lho, kok nasi pecelnya masih lagi disiram dengan sayur lodeh? Apa tidak salah? Lodehnya bukan lodeh sayur, melainkan irisan kecil tahu dan tempe goreng yang dimasak dalam kuah lodeh. Lodeh tahu-tempe ini disiramkan dengan kuahnya ke atas nasi pecel. Ini memang gaya penyajian khas Madiun. Namanya: nasi pecel lodeh (Rp 10.500). Tetapi, bila Anda masih tergolong rookie dalam tradisi pecel madiun, lodehnya boleh diminta agar disajikan terpisah dalam cambung kecil.
Bu Kus juga menyediakan berbagai lauk lengkap untuk melengkapi sajian nasi pecelnya, seperti: empal, telur matasapi, paru goreng, udang gimbal, otak goreng, dadar jagung, tahu bacem, telur asin, dan lain-lain. Selain sajian pecelnya, warung Bu Kus ini juga menyajikan garang asem, sop buntut, ayam goreng, ayam panggang, botok lamtoro, pepes bandeng, urap, rawon, dan nasi campur. Minumnya? Es beras kencur, tentu saja. Atau, es kunyit asam.
Ketika makan di warungnya, kita ditemani foto Bu Kus yang cantik. Maklum, Bu Kus bersama suaminya - seorang anggota TNI AU - telah meninggal dunia beberapa tahun yang silam dalam kecelakaan lalu lintas di dekat Mojokerto.
Pecel Bu Kus juga punya gerai lain di Jalan Kutei 30, Surabaya. Tinggal pilih mana yang lebih dekat dengan posisi Anda saat lapar.
Pecel Bu Kus
Jl. Barata Jaya XX/110
Surabaya
021 5042357
(dev/Odi)
TutupYou are redirected to Facebook
Sending your message
You are redirected to Lintas Berita
Sending your message
Post this to your WordPress blog:
Sending your message
Post this to your Blogger blog:
Sending your message
Sending your message
Share to your Yahoo Mail contacts
Sending your message
Sending your message
Import Your Yahoo Messenger contacts
Share to your Yahoo Messenger contacts
Sending your message
Import Your Google Talk contacts
Share to your Google Talk contacts
Sending your message
Import Your Live Messenger contacts
Share to your Live Messenger contacts
Sending your message
Redaksi: detikfood[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi email : iklan@detikfood.com ,
telepon 021-7941177 (ext.547 dan 609)
No comments:
Post a Comment