Bondan Winarno - detikFood
Foto: Bondan Winarno Samarinda - Baca lagi baik-baik. Tulisannya memang betul. Bukan hairy crab! Maklum, di Shanghai dan Hong Kong pada bulan-bulan Oktober-November selalu populer sajian istimewa yang disebut hairy crab, kepiting berbulu.
Entahlah, apakah memang mereka secara sadar membuat plesetan nama seperti itu, yang jelas Hary Crab ini memang milik Cak Heri - asli Jawa Timur people. Cak Heri menemukan peruntungannya di Samarinda. Kalau dilihat sepintas, tiap malam warungnya bisa menggaruk turnover hingga seratus jutaan. Tamu datang dan pergi tanpa kendat.
Seporsi kepiting asam-manis - hidangan yang paling populer di situ - dibandrol Rp 75 ribu per porsi. Seiris ikan patin bakar harganya Rp 70 ribu. Seekor utuh ikan kakap berukuran sedang dihargai Rp 70 ribu. Seporsi berisi dua ekor udang galah besar dijual dengan harga Rp 75 ribu. Hitung saja sendiri berapa pemasukannya setiap malam. Hanya kerang rebus saja harganya cukup murah, yaitu Rp 25 ribu sepiring. Cumi goreng tepung Rp 40 ribu. Tidak bisa dibilang murah, bukan?
Kalimantan Timur memang terkenal dengan kepitingnya. Di Samarinda dan Balikpapan, banyak sekali rumah makan populer yang menyajikan kepiting sebagai sajian andalan. Kepiting yang berukuran sedang tersedia dalam jumlah berlimpah. Sedangkan yang berukuran besar biasanya didatangkan dari Tarakan.
Sayangnya, bahan baku kepiting yang berlimpah ini tidak dimanfaatkan secara maksimum. Sajian kepiting di Kalimantan Timur umumnya dimasak dengan cara yang "itu-itu" saja. Kurang cukup upaya untuk membuat sajian kepiting yang benar-benar istimewa.
Contoh yang paling jelas tampak di Hary Crab ini. Sekalipun harga-harganya cukup mahal, tetapi penampilannya sangat warung-an. Tamu duduk di bangku-bangku panjang, di depan meja-meja panjang yang dilapis taplak plastik. Semua udang dan kepiting sudah direbus setengah matang. Setiap tamu memesan, Cak Heri yang hampir terus-menerus duduk di depan wajan besar berisi saus asam manis, memasukkan udang dan kepiting ke dalam wajan saus, memasaknya sebentar, dan kemudian menyajikannya di piring.
Dengan kata lain, saus asam manisnya sudah dibuat secara massal, sekaligus untuk sekitar 50 porsi - terus-menerus menggelegak di wajan besar. Istilah a la minute sebagai sajian eksklusif tidak berlaku di sini. Tetapi, apa mau dikata? Dengan cara penyajian seperti itu saja para tamu tidak berhenti mengalir ke warungnya. Cak Heri bahkan sudah siap membuka warung baru dengan sajian lain karena suksesnya berjualan kepiting dan udang asam manis.
Saya sama sekali tidak mengatakan bahwa sajiannya kurang enak. Saya hanya mengharapkan agar bahan baku mahal seperti udang galah dan kepiting disajikan dengan kualitas kuliner yang lebih layak. Ada harga, ada rupa, ada rasa.? Dengan daya belinya yang kuat, sudah saatnya konsumen Samarinda menuntut sajian yang lebih bermutu.
Hary Crab Pahlawan
Jl. Pahlawan 41
Samarinda
0541 745201
(dev/Odi)
TutupYou are redirected to Facebook
Sending your message
You are redirected to Lintas Berita
Sending your message
Post this to your WordPress blog:
Sending your message
Post this to your Blogger blog:
Sending your message
Sending your message
Share to your Yahoo Mail contacts
Sending your message
Sending your message
Import Your Yahoo Messenger contacts
Share to your Yahoo Messenger contacts
Sending your message
Import Your Google Talk contacts
Share to your Google Talk contacts
Sending your message
Import Your Live Messenger contacts
Share to your Live Messenger contacts
Sending your message
Redaksi: detikfood[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi email : iklan@detikfood.com ,
telepon 021-7941177 (ext.547 dan 609)
No comments:
Post a Comment