Eka Septia Wulan - detikFood
Jakarta - Daging cumi yang berukuran sedang diungkep hingga berbalut tinta kehitaman. Rasanya gurih dengan tekstur yang kenyal-kenyal empuk. Hati-hati saat memakannya, salah-salah gigi bisa hitam karena ketempelan tinta! Nyam..nyam..
Kawasan Kebayoran baru adalah satu kawasan yang cukup padat disaat hari-hari kerja. Macet? Pastinya sudah jadi langganan setiap hari. Meskipun begitu, setiap kali melewati daerah ini mata akan termanjakan dengan jejeran rumah makan baik yang sudah lama berdiri ataupun yang termasuk baru beroperasi.
Sudah cukup lama saya tidak melewati kawasan ini, ternyata cukup banyak perubahan di beberapa sudut daerah. Seperti halnya kedai sate Padang yang ada di Jl.Cikajang, kini tidak lagi menggunakan gerobak biasa tapi sudah menjadi sebuah rumah makan. Hmm..tiba-tiba saya teringat sebuah rumah makan bergaya Jawa Tengah-an yang pernah saya kunjungi beberapa tahun lalu.
"RM. Putri yang ada di Cikajang ternyata masih ada!" pekik saya girang. Tanpa basa basi lagi saya langsung masuk ke dalam rumah makan ini. Dari luar terlihat seperti rumah biasa yang teduh, tapi begitu masuk jejeran bangku dan etalase tempat lauk-pauk kering dan camilan ringan dipajang di sisi lain.
Ketika saya datang, ternyata sudah ada beberapa pelanggan sedang menyantap makan siang mereka. Seorang pelayan berbaju batik langsung mengampiri untuk mencatat pesanan. Saya memilih Cumi Hangus (Rp 27.500) plus nasi merah (Rp 6.500) dengan sayur asem (Rp 10.000) dan juga lalapan lengkap dengan tempe dan tahu goreng.
Meskipun namanya cumi hangus, bukan berarti cumi ini dimasak hingga hangus. Melainkan cumi sero berukuran sedang bersama kantong tintanya diungkep sampai sehingga warnanya kehitaman seperti hangus. Cara memasak cumi ini merupakan gaya Semarangan atau pesisiran Jawa Tengah.
Daging cuminya empuk dengan nuansa rasa yang gurih dan manis. Dugaan saya, cumi ini diungkep dalam waktu yang relatif lama dengan api yang kecil sehingga matangnya merata.
Rasanya gurih enak apalagi disantap dengan nasi merah yang pulen dan lebih sehat. Semangkuk sayur asem berwarna cokelat kemerahan menggelitik lidah saya. Rasa kuahnya asam segar sedikit pedas, isiannya pun komplet mulai dari kacang panjang, nangka, melinjo, kacang tanah, jagung, dan daun melinjo.
Sambal goreng terasi plus lalapan rasanya pedas menggigit, dan bikin sayur asem rasanya makin pas! Tahu gorengnya empuk lembut, karena menggunakan tahu putih rasanya gurih dan tidak asam. Meskipun sederhana, namun makan siang di RM.Putri mengingatkan saya akan masakan rumah. Sedep rasanya!
Aneka bubur yang ada di buku menu menggoda untuk dicicipi. Agar bisa mencicipi berbagai jenis bubur, saya memilih menggabungkan tiga jenis bubur sekaligus. Bubur sumsum, candil, dan juga kacang hijau dengan kuah santan sebagai toppingnya. Bubur sumsumnya gurih, berpadu dengan candil yang manis legit, ternyata cocok juga dicampur dengan bubur kacang hijaunya.
Seporsi bubur ini dibandrol dengan harga Rp 12.000. Hmm..aroma wangi santan, daun pandan, berbaur dengan aroma legit gula merah. Legit enak untuk membilasa rasa pedas santapan siang. Lain kali saya mau mencicipi lontong capgomeh yang kondang dan enak di sini.
Rumah Makan Putri
Jl. Cikajang No. 29
Kebayoran Baru
Telp: 021-7202365 (Terima delivery order)
(eka/Odi)
TutupYou are redirected to Facebook
Sending your message
You are redirected to Lintas Berita
Sending your message
Post this to your WordPress blog:
Sending your message
Post this to your Blogger blog:
Sending your message
Sending your message
Share to your Yahoo Mail contacts
Sending your message
Sending your message
Import Your Yahoo Messenger contacts
Share to your Yahoo Messenger contacts
Sending your message
Import Your Google Talk contacts
Share to your Google Talk contacts
Sending your message
Import Your Live Messenger contacts
Share to your Live Messenger contacts
Sending your message
Redaksi: detikfood[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi email : iklan@detikfood.com ,
telepon 021-7941177 (ext.547 dan 609)
No comments:
Post a Comment