Ivory Bakery's Address

Kami menyediakan roti murah berkualitas. Kami juga menerima pesanan untuk roti murah. Kami adalah supplier roti dari salah satu airline terbesar di Indonesia. Hubungi kami: Lisa Widjaja di 02168416986 atau 0214528707. Alamat kami di: Boulevard Raya QJ 1 no. 5, Kelapa Gading, Jakarta Utara.





Monday, January 23, 2012

Anak Ini Menderita Anoreksia Karena Takut Junk Food

Fitria Rahmadianti - detikFood

Anak Ini Menderita Anoreksia Karena Takut Junk Food
Foto: Caters News Agency Jakarta - Gangguan makan seperti anoreksia ternyata bukan hanya karena seseorang ingin bertubuh langsing. Terlalu peduli dengan kesehatan hingga jadi pemilih saat makan juga dapat membuat berat badan turun drastis.

James Fieldsend (15) punya indeks massa tubuh (BMI) 14, padahal angka idealnya adalah 18.5. Kedua orang tuanya menduga James menderita anoreksia karena pelajaran kesehatan yang ia terima di sekolah.

Orang tua James bercerita kepada Daily Mail tentang awal mula sang anak menderita gangguan makan. James mendapat pelajaran tentang makanan sehat di sekolah dari umur 7 tahun. Sejak saat itu, ia mulai memilih-milih makanan. Bahkan, ia sering pula melewatkan makan, padahal sebelumnya ia makan dengan seimbang.

“Di sekolahnya, para murid diberi tugas untuk menyebutkan makanan apa saja yang mereka santap di rumah. Jika makanannya sehat, mereka diberi tanda bintang. Namun jika mereka makan junk food, si murid akan diberi tanda silang,” jelas ayah James.

James hanya makan daging babi tanpa lemak, apel, dan sereal. Saat ditawari snack keripik, ia menolak dan bilang bahwa keripik itu tidak baik untuk kesehatan. “Kami pikir tindakan selektifnya terhadap makanan cuma sementara. Namun pada umur 11 atau 12 tahun, kami menyadari bahwa ada yang tidak beres,” kata ibu James.

Pada Oktober 2010, berat badan James anjlok sampai 28.5 kg. Orangtuanya khawatir dan membawa James ke dokter. Saat itulah ia didiagnosis menderita anoreksia dan harus merubah kebiasaan makannya jika tidak mau dirawat di rumah sakit.

Remaja yang tinggal di East Yorkshire, Inggris ini juga menderita komplikasi penyakit akibat penurunan berat badan yang terlalu ekstrim, di antaranya sakit persendian, anemia, dan jantung berdebar.

Dokter menyuruh James untuk menambah berat badannya sebanyak 0.5 kg dalam 2 minggu dan mewanti-wantinya akan dampak kesehatan yang timbul jika ia tidak mau berubah. Setelah menambah asupan makanan, berat badan James naik menjadi 36 kg dengan BMI 15.8.

James yang bertinggi badan 155 cm ini ngotot bahwa ia hanya tidak tertarik pada makanan dan ia merasa normal.

Menurut orang tuanya, James adalah anak yang kurang bersosialisasi secara langsung. “James tidak pernah bertemu dengan temannya di luar sekolah kecuali lewat dunia maya,” kata ayah James.

Kedua orang tua James masih khawatir berat badan putra mereka merosot lagi. Kini mereka mengikuti kursus bernama Walking On Eggshells untuk lebih memahami tentang gangguan makan. Mereka didukung oleh organisasi Support and Empathy for people with Eating Disorders (SEED).

(Odi/Odi)

Install Aplikasi "Makan di Mana" GRATIS untuk smartphone Anda, di sini.

Tutup

You are redirected to Facebook

You are redirected to Facebook

loading Sending your message

You are redirected to Lintas Berita

loading Sending your message

Post this to your WordPress blog:


loading Sending your message

Post this to your Blogger blog:


loading Sending your message

loading Sending your message

Share to your Yahoo Mail contacts


loading Sending your message

loading Sending your message

Import Your Yahoo Messenger contacts


Share to your Yahoo Messenger contacts


loading Sending your message

Import Your Google Talk contacts


Share to your Google Talk contacts


loading Sending your message

Import Your Live Messenger contacts


Share to your Live Messenger contacts


loading Sending your message


Redaksi: detikfood[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi email : sales[at]detik.com

Roti sehat harga hemat

No comments:

Post a Comment