Ivory Bakery's Address

Kami menyediakan roti murah berkualitas. Kami juga menerima pesanan untuk roti murah. Kami adalah supplier roti dari salah satu airline terbesar di Indonesia. Hubungi kami: Lisa Widjaja di 02168416986 atau 0214528707. Alamat kami di: Boulevard Raya QJ 1 no. 5, Kelapa Gading, Jakarta Utara.





Showing posts with label Tempoyak. Show all posts
Showing posts with label Tempoyak. Show all posts

Thursday, February 2, 2012

Resep Ikan: Pindang Patin Tempoyak

Bondan Winarno - detikFood

Resep Ikan: Pindang Patin Tempoyak
Foto: Bondan Winarno Jakarta - Asam pedas dan segar. Inilah rasa unik sajian ikan dari Palembang. Daging ikan patin yang lembut gurih makin enak direndam bumbu yang sedap. Slruup... apalagi dimakan hangat!

Bahan:
500 g ikan patin
200 g tempoyak
2 buah tomat, potong-potong
1 iris nenas, potong-potong
1 genggam daun kemangi
2 lembar daun salam
Bumbu, haluskan:
7 butir bawang merah
5 buah cabe merah
10 gkunyit
Garam secukupnya
Gula merah secukupnya
Asam jawa secukupnya

Cara membuat:

Cuci ikan patin, potong-potong, lumuri dengan garam dan asam Jawa. Sisihkan.Tumis bumbu halus dengan sedikit minyak, lalu masukkan tempoyak. Aduk sampai tercampur.Masukkan potongan ikan ke tumisan bumbu.Tambahkan sedikit air. Masukkan potongan tomat, nenas, dan daun salam.Seimbangkan bumbu dengan gula merah dan air asam jawa sampai mencapai citarasa asam-manis-gurih yang seimbang.Setelah mendidih, masukkan daun kemangi.Matikan api dan sajikan.Resep diperoleh dari:
Siti Masyitoh
Pondok Bahrein
Jl. Pandawa Raya 43, RT 02/06
Warung Jambu, Bogor
0251 8355642

Riset disponsori oleh PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk.

(dev/Odi)



Tutup

You are redirected to Facebook

You are redirected to Facebook

loading Sending your message

You are redirected to Lintas Berita

loading Sending your message

Post this to your WordPress blog:


loading Sending your message

Post this to your Blogger blog:


loading Sending your message

loading Sending your message

Share to your Yahoo Mail contacts


loading Sending your message

loading Sending your message

Import Your Yahoo Messenger contacts


Share to your Yahoo Messenger contacts


loading Sending your message

Import Your Google Talk contacts


Share to your Google Talk contacts


loading Sending your message

Import Your Live Messenger contacts


Share to your Live Messenger contacts


loading Sending your message


Redaksi: detikfood[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi email : sales[at]detik.com

Roti sehat harga hemat

Monday, March 7, 2011

Resep Ikan: Brengkes Patin Tempoyak


img_consultant_1

Dikenal sebagai seorang pengelana kuliner yang tak pernah berhenti menjelajahi kekayaan kuliner di dalam dan luar negeri. Aktif sebagai pembawa acara kuliner dan penulis kolom kuliner. Kanal ini merupakan dedikasi dan kecintaannya terhadap pusaka kuliner Indonesia.

Odilia Winneke - detikFood

Resep Ikan: Brengkes Patin Tempoyak
Foto: Bondan Winarno Jakarta - Tempoyak yang asam dan beraroma enak paling pas dipadu dengan ikan patin segar. Sajian khas Palembang ini juga meninggalkan jejak pedas sedap di lidah. Yuk, dicoba!

Bahan:
500 gram ikan patin (2 potong besar)
200 gram tempoyak
Bumbu, haluskan:
4 siung bawang merah
1 siung bawang putih
6 cabe merah
5 cabe rawit
10 gram kunyit
10 gram lengkuas
Garam secukupnya
Gula pasir secukupnya

Cara membuat:

Cuci ikan sampai bersih, dan potong-potong.Campur Bumbu Halus dengan tempoyak sampai rata.Lumiri ikan dengan bumbu sampai rata.Bungkus dengan daun pisang menjadi dua bungkusan.Kukus sampai matang, dan hidangkan. Brengkes atau pepes yang sudah disimpan di lemari es dapat dipanaskan kembali dengan cara menggorengnya memakai sedikit minyak.Resep diperoleh dari:
Siti Masyitoh
Pondok Bahrein
Jl. Pandawa Raya 43, RT 02/06
Warung Jambu, Bogor
0251 8355642

Riset disponsori oleh PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk.

(dev/Odi)

Tutup

You are redirected to Facebook

loading Sending your message

You are redirected to Lintas Berita

loading Sending your message

Post this to your WordPress blog:


loading Sending your message

Post this to your Blogger blog:


loading Sending your message

loading Sending your message

Share to your Yahoo Mail contacts


loading Sending your message

loading Sending your message

Import Your Yahoo Messenger contacts


Share to your Yahoo Messenger contacts


loading Sending your message

Import Your Google Talk contacts


Share to your Google Talk contacts


loading Sending your message

Import Your Live Messenger contacts


Share to your Live Messenger contacts


loading Sending your message

Redaksi: detikfood[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi email : iklan@detikfood.com ,
telepon 021-7941177 (ext.547 dan 609)

View the original article here

Manis Asam Brengkes Patin Tempoyak


img_consultant_1

Dikenal sebagai seorang pengelana kuliner yang tak pernah berhenti menjelajahi kekayaan kuliner di dalam dan luar negeri. Aktif sebagai pembawa acara kuliner dan penulis kolom kuliner. Kanal ini merupakan dedikasi dan kecintaannya terhadap pusaka kuliner Indonesia.

Bondan Winarno - detikFood

Manis Asam Brengkes Patin Tempoyak
Foto: Bondan Winarno Jakarta - Brengkes adalah istilah Palembang untuk pepes atau pais. Brengkes sebetulnya juga istilah Jawa. Ini sekali lagi membuktikan pengaruh bahasa Jawa dalam bahasa sehari-hari yang dipergunakan wong Palembang.

Di Sumatra Selatan, kebanyakan brengkes dimasak dengan menggunakan tempoyak sebagai bumbu penting dan utama. Tempoyak, seperti kita ketahui, adalah daging buah durian yang difermentasikan dengan sedikit garam, dan disimpan di dalam toples selama beberapa hari.

Tempoyak yang berusia 5 hari cocok untuk dibuat sambal karena rasanya masih manis. Bahkan, banyak orang yang suka makan tempoyak langsung dengan nasi panas. Dalam catatan Abdullah bin Abdulkadir Munsyi, ketika berkunjung ke Trengganu (sekarang Malaysia) pada sekitar tahun 1836, ia juga menemukan tempoyak sebagai makanan khas di daerah itu. Daerah Indonesia lainnya yang mengenal tempoyak adalah Kalimantan.

Tempoyak yang baik dibuat dari daging durian yang sangat matang dan garing (tidak banyak mengandung air yang nantinya akan menyebabkan pembentukan gas). Daging buah durian ini kemudian dilembutkan dengan tangan, dicampur dengan sedikit garam krosok, lalu disimpan dalam toples tertutup rapat. Di dalam toples dimasukkan cabe rawit untuk mempercepat fermentasi. Pembuatannya harus bersih untuk menghindari kebusukan.

Tempoyak yang cocok untuk memasak biasanya sudah berumur dua minggu, sehingga mencapai tingkat keasaman yang baik. Tempoyak paling cocok dipakai untuk memasak ikan mas, patin, baung, mujair, dan teri - khususnya dimasak sebagai brengkes. Bumbu bumbunya cukup sederhana, khususnya untuk memberi warna yang cantik dan menyeimbangkan aroma maupun citarasa - tetapi tidak boleh menenggelamkan rasa tempoyak yang justru harus dicuatkan.

Di masa lalu, ketika populasi ikan belida masih tinggi, brengkes tempoyak juga banyak dibuat dari ikan belida yang super lezat ini. Kelembutan tekstur ikan belida dan aroma serta citarasa khas tempoyak mungkin bisa disetarakan dengan ungkapan "pasangan surgawi" - pair made in heaven.

Salah satu keistimewaan brengkes patin dari Palembang adalah finishing dengan cara menggoreng pepesan itu untuk menciptakan tekstur garing pada bagian luarnya. Teknik ini mirip dengan cara orang Kanton menyajikan ikan kukus, yaitu dengan mengguyur sedikit minyak goreng mendidih di atas ikan yang sudah matang dikukus.

Dengan aromanya yang sangat khas, sensasi rasa utama dari brengkes patin Palembang adalah asam dan manis. Dua pilar rasa yang sungguh cantik untuk "membungkus" kelembutan daging ikan patin yang berlemak dan memiliki tone rasa manis pula.

Beberapa rumah makan yang mengkhususkan sajian masakan Palembang di Jakarta mempunyai brengkes tempoyak patin dengan kualitas andalan. Penggemar duren yang luas tentu juga merupakan tonggak penopang penting bagi terus populernya kuliner pusaka berbasis durian ini.

(dev/Odi)

Tutup

You are redirected to Facebook

loading Sending your message

You are redirected to Lintas Berita

loading Sending your message

Post this to your WordPress blog:


loading Sending your message

Post this to your Blogger blog:


loading Sending your message

loading Sending your message

Share to your Yahoo Mail contacts


loading Sending your message

loading Sending your message

Import Your Yahoo Messenger contacts


Share to your Yahoo Messenger contacts


loading Sending your message

Import Your Google Talk contacts


Share to your Google Talk contacts


loading Sending your message

Import Your Live Messenger contacts


Share to your Live Messenger contacts


loading Sending your message

Redaksi: detikfood[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi email : iklan@detikfood.com ,
telepon 021-7941177 (ext.547 dan 609)

View the original article here

Monday, February 28, 2011

Resep Ikan: Pindang Patin Tempoyak


img_consultant_1

Dikenal sebagai seorang pengelana kuliner yang tak pernah berhenti menjelajahi kekayaan kuliner di dalam dan luar negeri. Aktif sebagai pembawa acara kuliner dan penulis kolom kuliner. Kanal ini merupakan dedikasi dan kecintaannya terhadap pusaka kuliner Indonesia.

Bondan Winarno - detikFood

Resep Ikan: Pindang Patin Tempoyak
Foto: Bondan Winarno Jakarta - Asam pedas dan segar. Inilah rasa unik sajian ikan dari Palembang. Daging ikan patin yang lembut gurih makin enak direndam bumbu yang sedap. Slruup... apalagi dimakan hangat!

Bahan:
500 g ikan patin
200 g tempoyak
2 buah tomat, potong-potong
1 iris nenas, potong-potong
1 genggam daun kemangi
2 lembar daun salam
Bumbu, haluskan:
7 butir bawang merah
5 buah cabe merah
10 gkunyit
Garam secukupnya
Gula merah secukupnya
Asam jawa secukupnya

Cara membuat:

Cuci ikan patin, potong-potong, lumuri dengan garam dan asam Jawa. Sisihkan.Tumis bumbu halus dengan sedikit minyak, lalu masukkan tempoyak. Aduk sampai tercampur.Masukkan potongan ikan ke tumisan bumbu. Tambahkan sedikit air. Masukkan potongan tomat, nenas, dan daun salam. Seimbangkan bumbu dengan gula merah dan air asam jawa sampai mencapai citarasa asam-manis-gurih yang seimbang. Setelah mendidih, masukkan daun kemangi. Matikan api dan sajikan.Resep diperoleh dari:
Siti Masyitoh
Pondok Bahrein
Jl. Pandawa Raya 43, RT 02/06
Warung Jambu, Bogor
0251 8355642

Riset disponsori oleh PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk.

(dev/Odi)

Tutup

You are redirected to Facebook

loading Sending your message

You are redirected to Lintas Berita

loading Sending your message

Post this to your WordPress blog:


loading Sending your message

Post this to your Blogger blog:


loading Sending your message

loading Sending your message

Share to your Yahoo Mail contacts


loading Sending your message

loading Sending your message

Import Your Yahoo Messenger contacts


Share to your Yahoo Messenger contacts


loading Sending your message

Import Your Google Talk contacts


Share to your Google Talk contacts


loading Sending your message

Import Your Live Messenger contacts


Share to your Live Messenger contacts


loading Sending your message

Redaksi: detikfood[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi email : iklan@detikfood.com ,
telepon 021-7941177 (ext.547 dan 609)

View the original article here

Pindang Patin Tempoyak


img_consultant_1

Dikenal sebagai seorang pengelana kuliner yang tak pernah berhenti menjelajahi kekayaan kuliner di dalam dan luar negeri. Aktif sebagai pembawa acara kuliner dan penulis kolom kuliner. Kanal ini merupakan dedikasi dan kecintaannya terhadap pusaka kuliner Indonesia.

Bondan Winarno - detikFood

Pindang Patin Tempoyak
Foto: Bondan Winarno Sumatera Selatan - Pindang adalah masakan berkuah yang sangat khas Sumatra Selatan. Tetapi, ternyata, di Sumatra Selatan ada beberapa gagrak masakan pindang, yaitu: pindang palembang, pindang pegagan, pindang meranjat, dan pindang musi-rawas. Masing-masing mempunyai ciri kedaerahan yang lebih khas. Pegagan dan Musi Rawas adalah desa-desa yang letaknya di sebelah Timur Palembang, sedangkan Meranjat berada di sebelah Utara Palembang.

Mereka yang suka masakan berbumbu intens mungkin akan cenderung menyukai pindang meranjat karena "tendangan" rasa calok atau trasi-nya, dan juga tingkat kepedasannya. Pindang pegagan lebih soft rasa trasi-nya. Pindang dari daerah Meranjat juga sering memakai ikan salai (ikan yang diasap) untuk memperkuat citarasanya. Sedangkan masakan pindang dari Palembang dan Musi Rawas tidak memakai trasi. Kedua gagrak yang terakhir ini lebih menonjol rasa asamnya, dan tidak seberapa pedas. Rasa asamnya sering dicapai dengan penggunaan cung kediro (tomat ceri) dan asam jawa. Pindang dari Palembang juga menggunakan lebih banyak daun kemangi untuk membuatnya harum.

Di daerah Sumatra Selatan, hampir semua masakan pindang dibuat dari ikan. Yang paling populer adalah ikan patin dan ikan baung. Di masa lalu, ikan belida pun banyak dimasak pindang, ketika jenis ikan ini masih banyak dijumpai dan harganya belum melenting jauh. Di masa kini, masakan pindang juga seringkali memakai tulang iga sapi - sesuai dengan perkembangan citarasa masyarakat.

Karena itu, bila singgah ke Palembang, jangan puas hanya mencoba satu jenis pindang. Jangan pula lewatkan satu jenis pindang yang sangat khas di Palembang, yaitu pindang tempoyak. Ini berarti ke dalam kuah pindangnya juga ditambahkan tempoyak - yaitu durian yang difermentasikan. Hasilnya adalah kuah pindang yang lebih kental, dengan aroma khas tempoyak, serta citarasa dengan tone seimbang manis-asam-pedas yang sungguh mak nyuss.

Sekalipun tempoyak mempunyai citarasa umum yang cukup standar, tetapi kualitasnya sangat beragam. Semakin bagus duriannya, semakin bagus pula tempoyaknya. Semakin bersih proses pembuatannya, semakin mulus pula kualitas tempoyak yang dihasilkan. Karena itu, mutu dan citarasa pindang tempoyak pun sangat bergantung pada mutu tempoyak yang dipakai.

Secara umum, masakan pindang dari Sumatra Selatan ini sangat mirip dengan masakan asam pedas dari Riau. Apalagi, kedua jenis masakan ini juga sama-sama menggunakan ikan laut sebagai bahan utama. Di restoran-restoran, pindang biasanya dimasak a la minute. Artinya, bila dipesan, barulah dimasak. Dengan demikian, tamu selalu dapat masakan yang segar. Lembutnya daging ikan patin dan ikan baung sangat padan dipadu dengan citarasa lembut asam pedas yang menawan.

Di Palembang, ikan patin yang dipergunakan adalah jenis ikan patin sungai yang masih liar. Ukurannya besar-besar - paling kecil berukuran 1 kilogram. Ikan patin sungai ini berlemak, dan tidak bau lumpur. Sungguh sangat beda dari ikan patin budidaya yang biasanya berukuran sekitar 500-700 gram dan kadang-kadang bau lumpur. Ikan patin sungai yang lemak dibakar, juga sangat bagus teksturnya untuk dimasak sebagai pindang.

(dev/Odi)

Tutup

You are redirected to Facebook

loading Sending your message

You are redirected to Lintas Berita

loading Sending your message

Post this to your WordPress blog:


loading Sending your message

Post this to your Blogger blog:


loading Sending your message

loading Sending your message

Share to your Yahoo Mail contacts


loading Sending your message

loading Sending your message

Import Your Yahoo Messenger contacts


Share to your Yahoo Messenger contacts


loading Sending your message

Import Your Google Talk contacts


Share to your Google Talk contacts


loading Sending your message

Import Your Live Messenger contacts


Share to your Live Messenger contacts


loading Sending your message

Redaksi: detikfood[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi email : iklan@detikfood.com ,
telepon 021-7941177 (ext.547 dan 609)

View the original article here