Fitria Rahmadianti - detikFood
Berbagi informasi terkini dari detikcom bersama teman-teman Anda Connect with Facebook google_ad_client = 'ca-pub-6880533263535234'; google_ad_channel = '4958278774'; google_ad_width = 200; google_ad_height = 400; google_ui_version = 1; google_ad_slot = '3695403116'; google_override_format = 'true'; google_ad_type = 'text_html'; google_tl = 3; google_font_face = 'arial'; google_font_size = 'small'; google_tfs = 12; google_color_link = '#11593C'; google_color_text = 'E1771E'; google_color_bg = '#FFFFFF'; google_color_border = '#FFFFFF'; google_color_url = '#CCCCCC';Foto: Thinkstock Jakarta - Salah satu masalah yang diangkat kaum vegan terkait konsumsi daging sapi adalah dampak kerusakan lingkungan. Namun, hal ini tidak akan menjadi persoalan lagi jika daging sapi tersebut berasal dari mesin cetak 3D di laboratorium.
Optimisme tersebut rupanya membuat Peter Thiel, penemu PayPal, tertarik untuk menanamkan saham di Modern Meadow. Thiel yang juga memangku jabatan penting di Facebook telah menggelontorkan dana sebesar $250.000 (Rp 2,4 milyar).
Modern Meadow adalah perusahaan pemula yang berencana menciptakan daging sapi bioprinted 3D untuk dikonsumsi manusia. Seperti dokter yang menciptakan implan atau bagian tubuh palsu, perusahaan ini bercita-cita membuat daging sapi yang bukan berasal dari sapi, melainkan dengan teknologi di laboratorium.
Saat ini, Modern Meadow juga sedang mengajukan permohonan dana untuk usaha kecil kepada Departemen Pertanian Amerika Serikat. Salah satu rencana jangka pendek yang terdapat di proposal tersebut adalah menciptakan sekerat daging sintetis yang panjangnya kurang dari 2.54 cm.
Menurut Lindy Fishburne, dana dari Thiel merupakan langkah kecil menuju penyelamatan bumi. "Daging sintetis adalah solusi ekonomis dan peduli lingkungan dari masalah global," ujar wanita yang menjabat sebagai Direktur Eksekutif Breakout Labs, sebuah proyek Thiel Foundation ini.
Tampaknya ambisi tersebut bukanlah sekedar untuk mencari keuntungan. Pemilik Modern Meadow, Andras Forgacs, menjelaskan bahwa intensitas sumber daya yang digunakan untuk membuat sepotong burger merupakan kehancuran lingkungan. Sebanyak 0.11 kg burger membutuhkan 3 kg biji-bijian, 200 liter air, 7 meter persegi tanah, dan 1 juta joule lebih bahan bakar fosil.
Makanya, memproduksi daging sapi secara in vitro akan mengurangi kerusakan lingkungan. Menurut Guardian, menciptakan daging sapi di laboratorium dapat menekan 96% emisi gas rumah kaca dibanding memelihara hewan ternak. Hal ini juga dapat menghemat energi hingga 45%, tanah hingga 1%, dan air hingga 4% dibanding produksi daging sapi konvensional.
Thiel memang dikenal senang berinvestasi pada hal-hal yang dianggap di luar nalar. Breakout Labs sebagai salah satu proyeknya memberikan dukungan pada perusahaan yang mengejar tujuan radikal dalam bidang sains dan teknologi.
(dyh/odi)
Punya makanan favorit saat Ramadan & Lebaran? Ceritakan dengan menarik & lengkap di sini . Raih Grand Prize Mixer Kitchen Aid untuk cerita yang paling banyak di LIKE.
Tutup
You are redirected to Facebook
You are redirected to Facebook
Sending your message
You are redirected to Lintas Berita
Sending your message
Post this to your WordPress blog:
Sending your message
Post this to your Blogger blog:
Sending your message
Sending your message
Share to your Yahoo Mail contacts
Sending your message
Sending your message
Import Your Yahoo Messenger contacts
Share to your Yahoo Messenger contacts
Sending your message
Import Your Google Talk contacts
Share to your Google Talk contacts
Sending your message
Import Your Live Messenger contacts
Share to your Live Messenger contacts
Sending your message
Hubungi kami:
Redaksi: redaksi[at]detikfood.com
Media partner: promosi[at]detik.com
Pemasangan iklan: sales[at]detik.com
No comments:
Post a Comment