Fitria Rahmadianti - detikFood
Foto: www.detikfood.com Jakarta - Suasana nostalgia nampaknya tengah disukai banyak orang. Saat menikmati atmosfer yang membawa kita kembali ke masa lalu, kita akan semakin terhanyut begitu mencicipi makanan yang mengingatkan kita akan ibu. Seperti di Tjikini ini.
Nama restoran yang menggunakan ejaan lama memberi kesan tempo dulu. Tidak hanya itu, letaknya di daerah Cikini dengan bangunan model Eropa klasik semakin memperkuat kesan tersebut. 'Tjikini, Sedap Rasa Segala' jelas terpampang di kaca jendela besar, membuat siapapun yang lewat bisa mengintip kegiatan di dalamnya.
Interior sederhana bernuansa kayu dan cat putih membuat resto ini nampak seperti bangunan kolonial Belanda. Di sebelah kanan, ada etalase jajanan tradisional yang dikemas dalam plastik dan stoples. Piano tua pun turut menguatkan citra djadoel.
Tak berbeda jauh, area makan sebelah dalam juga tampak kuno, namun terlihat lebih segar. Dengan konsep semi outdoor, terdapat pot-pot gantung, pajangan kipas warna-warni di dinding, serta sepeda antik di ruangan ini.
Sesimpel tempatnya, daftar menu pun hadir dengan pilihan terbatas. Menu makanan utamanya terdiri dari masakan rumahan khas Indonesia, seperti sayur lodeh, nasi rames, dan soto ayam. Di sini juga ada beberapa cemilan seperti roti bakar, klaapertart, dan risoles. Selain kopi dan teh, Tjikini juga menyediakan es cendol, gula asam, hingga bir.
Putri Singkong (Rp 18,000) dan Sarsaparilla Float (Rp 23,000). Dua menu ini merupakan jagoan Tjikini ini menjadi pilihan pertama saya untuk mencicipi sajian resto ini.
Putri Singkong ini sebenarnya adalah singkong Thailand. Singkong direbus dengan pandan, kemudian disirami saus santan yang kental dan ditaburi wijen. Rasa sedikit manis didapat dari baluran karamel di singkongnya. Sapuan saus santan yang gurih dan krenyes biji wijen melengkapi sensasi enak jajanan sederhana ini.
Sarsaparilla Float menggunakan minuman Cap Badak yang tak asing di Sumatra Utara. Es krimnya dapat Anda pilih, mau vanila, strawberry, atau cokelat. Setelah floatnya lumer dan diaduk, rasanya jadi agak mirip soda gembira. Meski begitu, aroma khas sarsaparilla yang wangi seperti rootbeer masih terlacak kuat.
Tahap kedua, saya memesan Nasi Goreng Belacan (Rp 28,000) dan Markisa Squash (Rp 17,000). Nasi gorengnya hadir dengan pelengkap berupa irisan timun, tomat, acar, dan kerupuk udang. Nasinya diaduk dengan bumbu kunyit, bawang dan terasi dan berwarna sedikit kecokelatan. Meskipun gurih enak tetapi tendangan aroma terasi terasa kurang mantap. Untung saja ada telur orak-arik dan bawang merah goreng yang mempersedap sajian ini.
Markisa Squash cocok diteguk saat udara panas. Sirup markisa dari Medan dipadukan dengan soda dan biji selasih. Selain terasa dingin, juga aksen rasa asam segarnya membuat tenggorokan lebih segar.
Sayangnya, banyak menu yang belum siap disajikan. Mungkin karena relatif baru. Bagaimanapun juga, restoran ini cocok untuk tempat bernostalgia bersama keluarga sambil mencoba merasakan sentuhan masa silam. 'Cikini si Gondangdia hati begini karena si dia..' sepenggal lagu keroncong klasik ini rasanya paling pas dinikmati saat berantap di sini.
Tjikini
Jl. Cikini No. 17, Menteng
Jakarta Pusat
021-39835094
www.tjikini.com
(Odi/Odi)
Install Aplikasi "Makan di Mana" GRATIS untuk smartphone Anda, di sini.Tutup
You are redirected to Facebook
You are redirected to Facebook
Sending your message
You are redirected to Lintas Berita
Sending your message
Post this to your WordPress blog:
Sending your message
Post this to your Blogger blog:
Sending your message
Sending your message
Share to your Yahoo Mail contacts
Sending your message
Sending your message
Import Your Yahoo Messenger contacts
Share to your Yahoo Messenger contacts
Sending your message
Import Your Google Talk contacts
Share to your Google Talk contacts
Sending your message
Import Your Live Messenger contacts
Share to your Live Messenger contacts
Sending your message
Redaksi: detikfood[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi email : sales[at]detik.com
No comments:
Post a Comment