Ivory Bakery's Address

Kami menyediakan roti murah berkualitas. Kami juga menerima pesanan untuk roti murah. Kami adalah supplier roti dari salah satu airline terbesar di Indonesia. Hubungi kami: Lisa Widjaja di 02168416986 atau 0214528707. Alamat kami di: Boulevard Raya QJ 1 no. 5, Kelapa Gading, Jakarta Utara.





Showing posts with label Simbol. Show all posts
Showing posts with label Simbol. Show all posts

Tuesday, February 26, 2013

Nasi Tumpeng, Nasi Lengkap Sarat Simbol

BluestarSapphire SpringsMonairVitamin B6Fondue ChocolateCocoa MixSoap NoodlesSportz SoapDream SoapJakarta - Tumpeng, nasi kuning yang dibentuk kerucut beserta lauk-pauknya, identik dengan syukuran tradisional bergaya Jawa, Madura, dan Bali. Bentuk dan susunan pelengkapnya ternyata merupakan perlambang harapan, kesejahteraan, dan kemakmuran.

Bentuk kerucut tumpeng terkait dengan kondisi geografis Pulau Jawa yang banyak memiliki gunung berapi. Karena mendapat pengaruh budaya Hindu, dulu masyarakat Indonesia memuliakan gunung. Makanya, dicetaklah nasi menjadi bentuk gunung Mahameru yang diyakini sebagai tempat bersemayamnya dewa-dewi.

Sementara itu, dalam tulisannya yang berjudul 'Tumpeng Offering', ahli ilmu teknologi pangan FG Winarno berpendapat bahwa bentuk tumpeng terinspirasi dari bentuk gunungan wayang. Gunungan tersebut menandai awal dan akhir cerita, seperti huruf 'alpha' dan 'omega' dalam aksara Yunani.

Tumpeng umumnya terbuat dari nasi kuning, walau bisa juga memakai nasi putih biasa atau nasi uduk. Tumpeng diletakkan di tengah tampah (wadah anyaman bambu tradisional berbentuk bundar), beralaskan daun pisang. Susunannya dilakukan berdasarkan diversifikasi pangan, kelengkapan, keseimbangan menu, kelezatan, dan kesejahteraan spiritual.

Lauk-pauk pelengkap tumpeng biasanya mewakili unsur asal makanan. Misalnya, untuk pangan hewani, tersaji daging sapi (hewan berjalan), ayam ingkung (hewan terbang), dan ikan petek (hewan berenang).

Sayurannya juga dipilih yang tumbuh di atas (misalnya kangkung) dan di bawah tanah (misalnya ubi jalar). Hidangan ini semakin lengkap dengan menu penutup, seperti jajanan pasar (dessert) dan pisang raja (buah).

Nasi tumpengpun disajikan dengan aneka lauk-pauk yang memiliki makna tersendiri. Di dalam tampah, biasanya terdapat tahu dan tempe bacem, ikan petek, serta kuluban (tauge, kacang panjang, dan kangkung). Sementara itu, di luar tampah umumnya disajikan ingkung (ayam utuh), umbi-umbian, bubur, dan jajanan pasar.

Makanan-makanan tersebut memiliki makna baik
, seperti tauge yang melambangkan kesuburan, kemakmuran, dan kehidupan yang dilancarkan. Kacang panjang menjadi simbol panjang umur, sementara kangkung dianggap sebagai lambang fleksibel dan mudah beradaptasi.

Tak heran, tumpeng hampir selalu ada dalam upacara tradisional seperti mitoni (nujuh bulanan), kelahiran bayi, ulang tahun, pernikahan, sunatan, perayaan panen, bahkan upacara pemakaman. Dalam masyarakat modern, tumpeng juga hadir dalam perayaan ulang tahun perusahaan, HUT RI, serta acara-acara besar.

Sejak 1970-an, tumpeng sudah mulai meninggalkan nilai-nilai spiritual aslinya. Kini, tumpeng dibuat berdasarkan estetika dan nilai gizinya, sehingga tambahan sayuran seperti seledri, wortel, dan tomat sudah jamak. Bahkan, lauk seperti perkedel, abon, kedelai goreng, telur dadar, potongan mentimun, tempe kering, serundeng, urap, ikan asin, dll sudah jadi semacam 'menu wajib' tumpeng.

Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pun telah menetapkan tumpeng sebagai salah satu dari 30 ikon kuliner tradisional Indonesia. Tumpeng dianggap dikenal secara luas oleh masyarakat, ada pelaku profesional yang membuatnya, serta bahan-bahannya mudah didapatkan.

(odi/fit)


Roti sehat harga hemat

Thursday, March 15, 2012

LPPOM MUI Sikapi Penggunaan Iklan dengan Simbol Agama

Devita Sari - detikFood

LPPOM MUI Sikapi Penggunaan Iklan dengan Simbol Agama
Jakarta - Tak dapat dipungkiri, logo halal telah menjadi nilai tambah yang bisa meningkatkan daya jual dan daya saing sebuah produk. Tak heran jika beberapa produsen makanan menggunakannya dalam mengiklankan produk. Namun tindakan berlebihan produsen makanan yang menggunakan simbol-simbol agama membuat LPPOM MUI mengambil sikap.

Sebuah tayangan iklan yang beredar baru-baru ini membuat beberapa masyarakat yang peduli dengan kemuliaan agama melayangkan surat kepada MUI. Mereka melaporkan tentang adanya iklan produk yang telah memperoleh Sertifikat Halal (SH) MUI. Dalam iklan tersebut sang produsen menggunakan simbol agama yang dimuliakan umat Islam dengan cara yang tidak semestinya. Menanggapi itu Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pun telah ikut mengirimkan surat terkait dengan aduan masyarakat itu, kepada MUI.

Dalam surat KPI yang ditanda-tangani Ezki Susanto, Wakil Ketua KPI disebutkan, sebuah produsen susu yang telah mendapat SH MUI, menayangkan iklan, memberikan hadiah umrah bagi konsumen yang beruntung. Dalam visualisasi iklannya itu ditampakkan orang sedang tawaf mengelilingi Ka'bah. Namun kemudian gambar Ka'bah diganti dengan gambar produk yang diiklankan, kemudian di bawahnya ada tayangan hadiah umroh. Sehingga secara selintas, tampak sepertinya orang bertawaf bukan mengelilingi Ka'bah lagi.

Maka KPI, dengan melanjutkan pertanyaan dan aduan masyarakat meminta pendapat kepada MUI tentang hal ini, karena menyangkut masalah yang sangat sensitif. Menanggapi hal ini, Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Dr.H.M. Asrorun Niam Sholeh, M.A. memberikan sikapnya.

Ia setuju bahwa hal semacam itu meski terlihat spele namun sangat sensitif bagi umat. Maka ia berharap jangan ada istihza' atau bentuk tindakan mempermainkan terhadap simbol-simbol keagamaan. Dijelaskannya lagi, orang yang melakukan tindakan semacam ini termasuk kategori Mustahzi'un, orang yang mempermainkan agama, seperti disebutkan di dalam Al-Quran, antara lain di dalam Surat Al-Baqoroh: 14.

Permohonan KPI dan aduan masyarakat ini pun kemudian dibahas dalam Sidang Komisi Fatwa MUI beberapa waktu lalu. Pada kesempatan itu ditampilkan kembali rekaman tayangan iklan yang dipermasalahkan tersebut. Setelah menyaksikan dan mencermati tayangan itu, pimpinan sidang, Drs.K.H. Asnawi Latief, Wakil Ketua KF MUI serta para anggota KF MUI memperoleh kata sepakat.

Komisi fatwa menyatakan bahwa secara prinsip tidak ada unsur istihza', pelecehan terhadap simbol Ka'bah dalam visualisasi iklan tersebut. Karena yang tampak dalam visualisasi itu ada pemisahan yang jelas antara gambar orang sedang tawaf mengelilingi Ka'bah dengan tayangan produk yang diiklankan. Jadi secara visual dan etika penayangan iklan itu, Komisi Fatwa MUI tidak mempermasalahkannya.

"Kami sangat menghargai sensitifitas masyarakat dan KPI terkait laporan dan pengaduan ini. Memang sebaiknya ide kreatif dalam pembuatan iklan untuk menarik konsumen jangan sampai menyerempet pada bentuk yang dianggap istihza' atau mempermainkan simbol-simbol keagamaan. Jelas kita semua harus menjunjung tinggi penghormatan terhadap nilai-nilai agama yang dimuliakan umat," tutup Asnawi.

(Sumber: LPPOM MUI)

(dev/Odi)



Tutup

You are redirected to Facebook

You are redirected to Facebook

loading Sending your message

You are redirected to Lintas Berita

loading Sending your message

Post this to your WordPress blog:


loading Sending your message

Post this to your Blogger blog:


loading Sending your message

loading Sending your message

Share to your Yahoo Mail contacts


loading Sending your message

loading Sending your message

Import Your Yahoo Messenger contacts


Share to your Yahoo Messenger contacts


loading Sending your message

Import Your Google Talk contacts


Share to your Google Talk contacts


loading Sending your message

Import Your Live Messenger contacts


Share to your Live Messenger contacts


loading Sending your message


Redaksi: detikfood[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi email : sales[at]detik.com

Roti sehat harga hemat