Odi - detikFood

Foto: www.dh.umu Jakarta - Alergi makanan tidak boleh dianggap enteng, karena bahkan bisa berujung pada kematian. Seorang mahasiswa asal Swedia berhasil menciptakan detektor untuk mendeteksi bahan makanan yang bisa menyebabkan reaksi alergi.
Dari 90% makanan yang biasa kita konsumsi, didalamnya terdapat 8 bahan makanan yang kerap menimbulkan reaksi alergi pada manusia. Selama ini bahan-bahan penyebab alergi dikenal dengan sebutan alergen.
Zat alergen tersebut antara lain susu, telur, ikan, almond, jambu mete, hazelnut, macadamia , pecan, pistachio dan walnut, kerang-kerangan, kedelai, gandum, dan kacang tanah. Alergi susu umumnya terjadi pada anak-anak, sedangkan telur dan kacang-kacangan biasanya meliputi semua lapisan umur.
Biasanya seseorang penderita alergi makanan memiliki sistem kekebalan tubuh yang buruk terhadap makanan berprotein. Beberapa makanan yang berbeda kadang menimbulkan gejala alergi dan reaksi yang berbeda-beda pula. Jika gejalanya parah dapat pula mengancam nyawa yang dikenal sebagai anafilaksis.
Saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan alergi. Para penderita biasanya hanya bisa menghindari makanan yang dapat menimbulkan reaksi alergi dalam diri mereka. Hingga kemudian Erik Borg seorang mahasiswa desaign dari Swedia ini berhasil menciptakan 'The Noise'.
The Noise adalah alat pendeteksi alergi yang diciptakannya dengan bantuan perusahaan elektronik Philips. Saat ini The Noise masih dibuat dalam bentuk dummy (barang contoh). Bentuknya menyerupai sebuah remote control mungil dan cara pengunannya pun sangat sederhana sekali.
The Noise sebelumnya telah disimpan berbagai bahan makanan yang bisa menyebabkan alergi. Penguna tinggal mendorong tombol yang ada pada The Noise dan menunggu hingga beberapa detik. Jika, sensor komputer berkedip-kedip merah maka makanan tersebut positif mengandung bahan-bahan penyebab alergi.
Sebuah layar kecil di bagian belakang The Noise akan memperlihatkan kandungan alergan apa yang terdapat dalam makanan tersebut. The Noise juga telah berhasil meraih penghargaan iF Concept Award 2011 dari Umea University.
Sayangnya belum ada produsen yang berminat untuk memproduksi alat ini. "Sayang sekali alat ini belum diproduksi secara masal. Saya yakin jika produk ini diwujudkan, tidak hanya menguntungkan perusahaan pembuatnya tetapi juga dapat menyelamatkan ribuan bahkan jutaan nyawa orang di seluruh dunia," ujar Borg.
(dev/Odi)
Install Aplikasi "Makan di Mana" GRATIS untuk smartphone Anda, di sini.Tutup
You are redirected to Facebook
You are redirected to Facebook
Sending your message
You are redirected to Lintas Berita
Sending your message
Post this to your WordPress blog:
Sending your message
Post this to your Blogger blog:
Sending your message
Sending your message
Share to your Yahoo Mail contacts
Sending your message
Sending your message
Import Your Yahoo Messenger contacts
Share to your Yahoo Messenger contacts
Sending your message
Import Your Google Talk contacts
Share to your Google Talk contacts
Sending your message
Import Your Live Messenger contacts
Share to your Live Messenger contacts
Sending your message
Redaksi: detikfood[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi email : sales[at]detik.com