Fitria Rahmadianti - detikFood

Foto: healthmeup.com Jakarta - Mengonsumsi sedikit kalori punya banyak keuntungan. Selain mengecilkan lingkar perut, pola makan ini juga bisa menurunkan risiko asma. Tidak hanya itu, penyakit serius seperti kanker payudara dan Alzheimer pun dapat dicegah.
My Health News Daily mencatat salah satu presentasi pada pertemuan tahunan American Association of the Advancement of Science. Mark Mattson, neuroscientist di National Institute of Aging Baltimore, mengemukakan beberapa penelitian terkait manfaat pembatasan kalori bagi pencegahan penyakit.
Berdasarkan riset di International Journal of Obesity tahun lalu, Mark dan rekannya menemukan bukti bahwa pembatasan kalori dapat menekan risiko kanker. Respondennya adalah wanita-wanita dengan berat badan berlebih dan punya riwayat keluarga yang menderita kanker payudara.
Selama 6 bulan, mereka hanya mengonsumsi 75% dari jumlah kalori harian yang diperlukan untuk menurunkan berat badan. Ternyata, hormon dan peradangan mereka berkurang. Hal ini dapat menekan risiko kanker payudara.
Sebelumnya, Mark juga meneliti 10 partisipan gemuk yang menderita asma. Mereka diminta mengonsumsi 500-600 kkal kalori setiap dua hari sekali. Saat sedang tidak diet, mereka bebas memakan apapun yang mereka suka. Setelah 8 minggu, mereka mengaku dapat bernafas dengan lebih mudah dan lebih mampu mengendalikan gejala asma dibanding sebelum menjalankan diet.
Pola makan ini juga berfungsi mengurangi kerusakan syaraf setelah stroke pada hewan percobaan. Pada tahun 2008, sebuah studi menunjukkan bahwa tikus yang berpuasa secara selang-seling (dua hari sekali) lebih cepat pulih dari cedera di syaraf tulang belakang. Namun, efek ini hanya terjadi pada hewan yang relatif masih muda.
Selain itu, pada tikus yang menderita Alzheimer, kelompok yang dibatasi asupan kalorinya mampu mengerjakan tes memori lebih baik daripada yang tidak. Kadar amyloid beta protein di otak mereka menjadi lebih rendah. Protein ini berkumpul di otak penderita Alzheimer dan diduga menjadi biang penyakit tersebut.
Menurut Mark, otak mirip dengan otot. Keduanya harus sering dilatih. “Mengurangi asupan kalori harian membuat sel-sel otak stres dan 'melatihnya', sehingga dapat mencegah Alzheimer,” ujar Mark. Pembatasan kaloripun terbukti dapat meningkatkan kadar BDNF. Protein ini diyakini membantu pertumbuhan sel-sel otak baru.
Mark yang menjalankan pola makan tersebut hanya akan merekomendasikan pembatasan kalori kepada orang-orang yang mengalami kelebihan berat badan. Pasalnya, belum ada riset yang menunjukkan manfaat serupa bagi orang-orang kurus.
(Odi/Odi)
Install Aplikasi "Makan di Mana" GRATIS untuk smartphone Anda, di sini.Tutup
You are redirected to Facebook
You are redirected to Facebook
Sending your message
You are redirected to Lintas Berita
Sending your message
Post this to your WordPress blog:
Sending your message
Post this to your Blogger blog:
Sending your message
Sending your message
Share to your Yahoo Mail contacts
Sending your message
Sending your message
Import Your Yahoo Messenger contacts
Share to your Yahoo Messenger contacts
Sending your message
Import Your Google Talk contacts
Share to your Google Talk contacts
Sending your message
Import Your Live Messenger contacts
Share to your Live Messenger contacts
Sending your message
Redaksi: detikfood[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi email : sales[at]detik.com
No comments:
Post a Comment