Devita Sari - detikFood
Foto: blog.friendseat.com Jakarta - Sering gampang marah dan mudah agresif? Emosi tersebut bisa jadi dipicu oleh konsumsi lemak trans berlebihan yang banyak terdapat pada makanan gorengan. Inilah yang diungkapkan sebuah penelitian dalam jurnal Plos One.
Sebuah penelitian terbaru dari jurnal Plos One, menyebutkan kemungkinan besar ada hubungan antara konsumsi makanan yang mengandung asam atau lemak trans dengan sifat pemarah dan agresif. Seperti diketahui lemak trans banyak terdapat pada makanan. Seperti french fries, cake, daging sapi olahan, dan junk food.
"Jika terbukti ada hubungan erat antara lemak trans dan perilaku agresif maka ada alasan lebih lanjut untuk rekomendasikan orang agar menghindari makan berlemak trans. Termasuk dalam penyediaan makanan di sekolah dan penjara," ungkap peneliti studi Dr Beatrice Golomb, MD, Ph.D., seorang profesor jurusan kedokteran di University of California San Diego.
Untuk melakukan penelitian tersebut Golomb dan tim telah mengumpulkan informasi diet dari 945 pria dan wanita. Juga dilakukan penilaian perilaku mereka, termasuk sejarah agresif, bagaimana mereka menangani konflik, tingkat ketidaksabaran mereka, tingkat lekas marah, dan skor mereka dalam skala "agresif terang-terangan".
Kemudian para peneliti menyimpulkan bahwa asupan lemak trans yang lebih banyak dapat memprediksi seseorang lebih agresif atau tidak. Temuan ini terbukti benar bahkan setelah memperhitungkan faktor-faktor lain seperti jenis kelamin, umur dan etnis.
Selain temuan tersebut lemak trans memang sebaiknya dihindari. Seperti dilansir Mayo Clinic, lemak trans dibuat ketika hidrogen ditambahkan ke dalam minyak sayur, berfungsi untuk membantu makanan tahan lebih lama. Namun akibatnya kadar kolestrol buruk meningkat dan kadar kolestrol baik turun. Hal ini meningkatkan resiko penyakit jantung.
Studi tahun lalu di Jurnal Neurology, telah memperlihatkan bahwa orang yang memiliki tensi darah tinggi memiliki tes kognitif yang buruk dan volume otaknya berkurang. Tes tersebut dilakukan terhadap 100 orang tua yang tinggal di California dan Oregon.
"Sudah jelas bahwa lemak trans sangat buruk bagi kesehatan - baik untuk jantung maupun otak," ujar peneliti kasus tersebut Dr. Gene Bowman dari Oregon Health & Science University. "Jadi saya ingin merekomendasikan agar semua orang menjauhi lemak trans (trans fat). Sebaiknya cek setiap label nutrisi produk. Jika ada minyak sayur dan proses hidrogenasi parsial maka sudah jelas produk tersebut positif mengandung lemak trans."
Untungnya saat ini sudah banyak restoran dan produk makanan yang tidak mengandung lemak trans. Tetapi tidak jarang, lemak trans masih terkandung dalam makanan. Makanan yang harus diwaspadai adalah kentang goreng, makanan yang digoreng, pie, margarin, cake, ayam goreng, es krim, makanan beku, puding kemasan, dan lain-lain.
(dev/Odi)
Install Aplikasi "Makan di Mana" GRATIS untuk smartphone Anda, di sini.Tutup
You are redirected to Facebook
You are redirected to Facebook
Sending your message
You are redirected to Lintas Berita
Sending your message
Post this to your WordPress blog:
Sending your message
Post this to your Blogger blog:
Sending your message
Sending your message
Share to your Yahoo Mail contacts
Sending your message
Sending your message
Import Your Yahoo Messenger contacts
Share to your Yahoo Messenger contacts
Sending your message
Import Your Google Talk contacts
Share to your Google Talk contacts
Sending your message
Import Your Live Messenger contacts
Share to your Live Messenger contacts
Sending your message
Redaksi: detikfood[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi email : sales[at]detik.com
No comments:
Post a Comment